Palang pintu masuk parkir di Balikpapan SuperBlock (BSB).
========Balikpapan, DiswayKaltim.com - Komisi II DPRD Balikpapan dilema dalam menentukan sikap terkait kenaikan tarif parkir di sejumlah titik di Balikpapan. Di satu sisi, kenaikan tarif memberi dampak positif bagi pendapatan pajak parkir, di sisi lain dinilai memberatkan masyarakat.
"Memang, ada beberapa sektor yang kita genjot. Seperti dari sektor pendapatan parkir. Postur keuangan kita defisit. Ketika tidak dinaikkan, semakin besar defisit keuangan. Untuk itu, pemkot memandang perlu mengakomodir (kenaikan tarif parkir," kata Ketua Komisi II DPRD Balikpapan Muhammad Taqwa kepada DiswayKaltim.com, baru-baru ini.
Diakui Taqwa, kenaikan tarif parkir juga memberatkan masyarakat. "Ketika berbicara kepentingan masyarakat, tentunya kita sependapat bahwasanya ini (kenaikan tarif parkir) terlalu memberatkan," lanjutnya.
Kenaikan tarif parkir sejak Juni 2019 lalu itu, kata Taqwa, perlu untuk dilakukan penyesuaian dalam hal ini kenaikannya. Mengingat, pendapatan pajak parkir dari Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan menurun sejak beroperasinya Bandara APT Pranoto Samarinda.
"Karena keuangan pemkot defisit, kalau dari saya ini (kenaikan tarif) memang kita harus terima. Sampai hari ini postur anggaran kita defisit Rp 200 miliar. Jadi semua sumber-sumber wajib pajak harus digenjot," katanya.
Namun demikian, tarif parkir akan kembali dievaluasi 6 bulan ke depan. Bisa saja, DPRD Balikpapan merekomendasikan penurunan tarif.
"Kalau dari saya biarkan dulu berjalan. Nanti 6 bulan ke depan kita evaluasi. Ketika postur keuangan membaik, bisa saja ini (tarif parkir) kita revisi ulang. Dan bisa saja diturunkan," terangnya.
Seperti diketahui, tarif parkir di sejumlah titik mengalami kenaikan. Seperti di Balikpapan Super Block (BSB), Grand Sudirman, Balikpapan Ocean Square (BOS), Balikpapan Plaza Trade Mall, Balikpapan Plaza Mall, Plaza Kebun Sayur, Rapak Plaza Balikpapan, Transmart Daun Village, Living Plaza Balikpapan, Rumah Sakit Siloam dan Pentacity Mall. (sah/dah)