Tak satupun dari Messi, Griezmann, dan Suarez yang mencetak gol pada laga versus Bilbao. (AP Photo)
Samarinda, Diswaykaltim.com - Padahal Barca langsung menurunkan trio Messi, Suarez, dan Griezmann. Ditopang Busquets, Vidal, dan Arthur. Tapi tetap saja, laga melawan Athletic Bilbao di Camp Nou berakhir anti klimaks bagi Blaugrana. Barca membuat 13 tembakan berbalik 3 tembakan saja yang dilakukan Bilbao. Tapi soal efektivitas, Barca kepayahan. Hanya 2 tembakan saja yang mengarah ke gawang.
Barca juga menguasai bola sebanyak 72 persen. Benar-benar dominan. Tapi sekali lagi, efektivitas jadi sandungannya.
Nama besar Messi, Suarez, dan Griezmann sama sekali tak menggoyahkan pertahanan Bilbao yang dikawal duo Alvarez-Nunez. Justru pemain pengganti Ivan Rakitic yang akhirnya menyelamatkan muka Barca.
"Ketika tim menawarkan peluang kecil, maka Anda harus teliti sekali dan tangkas, dan kami sudah kekurangan hal itu sejak kami kembali," kata Setien dalam konferensi pers virtual.
Sejak La Liga kembali digulirkan pasca pandemi, Barcelona sudah memainkan 4 laga. Hanya di laga wal melawan Mallorca saja Messi cs bermain gemilang dengan torehan skor mencolok 4-0. Tiga laga setelahnya produktivitas mereka anjlok.
Menang 2-0 melawan Leganes. Kemudian imbang 0-0 melawan Sevilla yang membuat posisi mereka melorot ke posisi dua disalip Real Madrid. Dan teranyar hanya menang 1-0 saat menjamu Bilbao.
Artinya dari 4 laga setelah pandemi, rerata gol Barcelona hanya sebesar 1,75 gol/laga. Sebelum kompetisi diliburkan sejenak. Dari 27 laga, Messi dkk berhasil membuat 63 gol atau rerata per pertandingannya adalah 2,3 gol. Sang pelatih pun sampai geleng-geleng keheranan.
"Tidak mudah dan kami agak kehilangan kecemerlangan. Lawan-lawan kami memiliki banyak hal untuk melakukan ini karena mereka kompak dan tak menciptakan celah dan kami sulit membuka mereka," lanjut Satien.
Satien beranggapan ketumpulan timnya bukan karena faktor strategi apalagi penurunan skill pemainnya. Namun lebih karena masih penyesuaian lantaran mereka tak bermain bola selama 3 bulan karena kompetisi diliburkan.
Di laga-laga berikutnya, Satien optimis bisa mengembalikan ketajaman lini depannya.
"Tetapi saya kira kami akan mendapati hal ini lebih mudah lagi ketika musim terus bergulir," katanya.
Yang membuat Satien sedikit lega adalah para pemain cadangan sanggup menghadirkan perbedaan ketika diturunkan. Seperti di laga terakhir.
Masuknya Riqui Puig, Ansu Fati, dan Ivan Rakitic mampu mengahdirkan dimensi permainan yang berbeda. Nama terakhir bahkan mampu menceploskan gol satu-satunya di laga tersebut.
"Kami menjadi lebih rileks pada babak kedua dan bermain jauh lebih bagus. Ansu dan Riqui memberi kami dinamika dan membuat kami lebih lama menguasai bola," kata Setien.