Sektor Logistik di Kaltim Tumbuh Dobel Digit

Kamis 18-06-2020,11:10 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Sejumlah bidang usaha ternyata cukup imun dari dampak serangan virus corona. Selain sektor telekomunikasi, jasa pemasokan juga mampu bertahan. Para pelaku usaha logistik di Kalimantan Timur optimistis, tahun ini bisa tumbuh dua digit.

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Pelaku sektor logistik percaya diri, tahun ini bisnis mereka tetap berjalan normal, cenderung naik. Hal ini sebagai dampak kebijakan pemerintah untuk menjaga kelancaran kebutuhan pokok.

Apalagi banyak kebutuhan pokok yang didatangkan dari luar negeri, yang tentu saja membutuhkan jasa logistik. Belum lagi, anjuran pemerintah untuk tetap di rumah, membuat bidang ini mendapat angin segar.

“Ketersediaan lositik khususnya kebutuhan dasar masyarakat harus dipenuhi, sehingga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga,” Kata Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Balikpapan, Faisal Tola, Rabu (17/6).

Faisal mencatat, barang masuk pelabuhan didominasi kebutuhan pokok. “Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan arahan supaya menjaga angkutan barang logistik berjalan lancar di tengah pandemi COVID-19 yang melanda wilayah Indonesia.” 

Saat ini, kata Faisal Tola,  lalu lintas barang yang masuk dan keluar Balikpapan tetap bagus. Ini terlihat dengan adanya pertumbuhan sekitar 3 persen. “Barang masuk Balikpapan masih mendominasi,” ujarnya.   

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Balikpapan masih menjadi salah satu pelabuhan utama paling sibuk di Indonesia. Ini terlihat dari data total barang dalam negeri sepanjang tahun lalu.

Pelabuhan Balikpapan melakukan kegiatan bongkar sebanyak 8.927.864 ton barang atau 20 persen dari seluruh barang dalam negeri yang dibongkar. Kota ini menempati urutan ketiga di bawah  Jakarta (Tanjung Priok) sebanyak 10.924.863ton atau 25 persen. Dan  Medan (Belawan) sebanyak 11.246.756 ton yang menempati urutan teratas dengan persentase 26. 

Balikpapan berada di atas Surabaya (Tanjung Perak) yang hanya membongkar 6.810.532 ton atau 15 persen dan Makassar  6.248.335 ton atau 14 persen. Sepanjang tahun 2019, total barang dalam negeri yang dibongkar di pelabuhan utama adalah 44.153.350 ton. 

Dengan posisi Balikpapan yang strategis, ALFI Balikpapan menjamin bahwa proses pengiriman barang masuk dan keluar sesuai dengan prosedur keamanan pencegahan corona. Pengusaha melaksanakan anjuran pemerintah untuk tidak melupakan pencegahan COVID-19.

Menjelang berlakunya tatanan hidup baru atau new normal, Faisal meyakini industri pengiriman barang bakal makin sibuk. Untuk itu, pihaknya optimistis pada semester pertama ini pertumbuhan mencapai dua digit.

“Dibandingkan tahun lalu logistik di Balikpapan naik terus. Sekarang ini kan masih 3 persen. Kalau kota ini sangat terbuka, kita harapkan bisa tumbuh minimal 10 persen,” urainya.

Sementara itu Kepala PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Cabang Balikpapan, Adityo Putranto mengatakan, pengiriman barang sempat menurun saat pemberlakuan pengetatan sosial. “Namun pada minggu kedua kembali normal bahkan tumbuh,” sebutnya.

Secara keseluruhan, pengiriman barang JNE Balikpapan tetap tumbuh. Kenaikan itu sesuai target yang ditetapkan sebelumnya. “Setiap tahun kami selalu menargetkan ada pertumbuhan 30-40 persen. Sejak 2010 selalu tercapai. Saat pandemi pun ada kenaikan seperti tahun lalu sampai 40 persen persen. Bahkan lebih,” tuturnya.

JNE Balikpapan mampu mengirimkan barang 200 ton dalam satu bulan. Barang masuk dan keluar melalui jasa pengiriman JNE Balikpapan didominasi tujuan Jakarta. 

Tags :
Kategori :

Terkait