Kembalikan Kejayaan Sains di Negeri Arab, UEA Akan Bangun Pemukiman Manusia di Mars

Selasa 16-06-2020,05:15 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Abu Dhabi, Diswaykaltim.com - Pesawat luar angkasa tak berawak Al Amal akan diluncurkan dari pusat ruang angkasa Jepang pada 15 Juli. Proyek akbar itu kini memasuki tahap persiapan akhir. 

Misi ini adalah langkah raksasa berikutnya bagi Uni Emirat Arab (UEA), negara yang gedung pencakar langit dan megaproyek kolosalnya telah menempatkan kawasan itu di peta dunia. 

UEA mengirim astronot pertamanya ke luar angkasa tahun lalu. Juga berencana untuk membangun “Kota Sains” untuk mereplikasi kondisi di Mars. Di mana mereka berharap untuk membangun pemukiman manusia pada 2117. 

Omran Sharaf, manajer proyek misi UEA, mengatakan, terlepas dari tujuan ilmiah yang ambisius, misi itu dirancang untuk mengingatkan kembali ke zaman keemasan pencapaian budaya dan ilmu pengetahuan di kawasan Arab. 

“UEA ingin mengirim pesan kuat kepada para pemuda Arab dan untuk mengingatkan mereka tentang masa lalu. Bahwa kita dulunya adalah generator ilmu pengetahuan,” katanya. 

“Orang-orang dari berbagai latar belakang dan agama hidup berdampingan dan berbagi identitas yang sama,” katanya tentang dunia Arab, di mana saat ini banyak negara dilanda konflik sektarian dan krisis ekonomi. 

“Kesampingkan perbedaanmu. Fokus membangun daerah. Kamu memiliki sejarah yang kaya dan kamu bisa melakukan lebih banyak hal lagi,” seru Sharaf. 

Sarah al-Amiri, wakil manajer proyek misi itu, mengatakan, proyek tersebut memiliki dampak ilmiah jangka panjang. 

“Ini bukan misi yang berumur pendek. Melainkan misi yang berkelanjutan selama bertahun-tahun dan menghasilkan temuan ilmiah yang berharga. Baik yang dilakukan oleh para peneliti di UEA atau secara global,” katanya. 

Dia mengatakan, misi ini akan memberikan gambaran yang komprehensif tentang dinamika cuaca di atmosfer Mars. Dengan menggunakan tiga instrumen ilmiah. Pertama adalah penggunaan spektrometer inframerah untuk mengukur atmosfer dekat permukaan planet merah itu. Lalu menganalisis struktur suhunya. 

Kedua, memanfaatkan pembuat citra resolusi tinggi yang akan memberikan informasi tentang ozon. Ketiga, penggunaan spektrometer ultraviolet. Untuk mengukur kadar oksigen dan hidrogen dari jarak hingga 43.000 kilometer dari permukaan. 

Kata dia, tiga alat ini akan memungkinkan para peneliti untuk mengamati Planet Merah. “Setiap saat dan sepanjang hari dan mengamati semua yang terjadi di Mars dalam waktu-waktu yang berbeda,” tambah Amiri. 

“Sesuatu yang ingin kita pahami dengan lebih baik, dan itu penting bagi dinamika planet secara keseluruhan, adalah penyebab hilangnya atmosfer dan bagaimana sistem cuaca di Mars berdampak pada hilangnya hidrogen dan oksigen,” kata wakil manajer proyek itu. Dia merujuk pada dua komponen yang membentuk air. 

Sharaf mengatakan, peluncuran proyek bergengsi ini akan dilaksanakan beberapa minggu ke depan dari Tanegashima Space Center Jepang. Pesawat itu akan kembali ke Bumi pada Februari 2021. Tergantung pada banyaknya variabel. Termasuk cuaca. 

“Jika kita kehilangan peluang peluncuran, yaitu antara pertengahan Juli dan awal Agustus, maka kita harus menunggu dua tahun lagi,” kata Sharaf.

Tags :
Kategori :

Terkait