Segala Hal tentang Havertz

Rabu 10-06-2020,22:15 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kai Havertz (@SiPhilipsSport)

Beberapa hari setelah laga final Liga Champions paling fenomenal antara Bayern Munchen dan Manchester United pada 1999 lalu. Sepasang suami istri yang berprofesi sebagai polisi dan pengacara di Jerman melahirkan seorang bocah lucu. Anak itu kemudian diberi nama Kai Havertz. Dua puluh tahun berlalu, Havertz kini sedang dikaitkan dengan berbagai klub elit Eropa. Memangnya, siapa itu havertz? Dan sehebat apa dia?

Havertz lahir di Kota Aachen. Daerah pinggiran Jerman yang berdekatan dengan Belanda. Ia lahir dari keluarga berkecukupan. Dengan kekayaan orang tuanya, didukung latar belakang ayah dan ibunya yang berkarir di bidang penegakan hokum. Seharusnya Havertz bisa saja menjadi seorang pengacara tajir melintir seperti Hotman Paris.

Tapi sejak usia 4 tahun, Havertz sudah dicekoki sepak bola oleh kakeknya, Richard Havertz yang merupakan mantan chairman Alemannia Mariadorf. Sebuah klub amatir di utara Kota Aachen. Sang kakek sangat ingin melihat cucunya tersebut tumbuh sebagai pemain sepak bola professional. Setelah Richard dan ayah Havertz yang seorang polisi itu hanya berakhir sebagai pemain amatir.

Keinginan Richard untuk membina Havertz menjadi pemain bola rupanya didukung oleh kedua orang tua Havertz.

“Kakek saya benar-benar membuat saya tertarik dengan sepak bola. Dia yang membantu saya untuk memilih langkah pertama saya. Kakak lelaki dan ayah saya juga melakukan sesuatu untuk membuat saya memilih sepak bola. Semua orang gila sepakbola dan dari situlah gairah saya terhadap sepak bola mulai berkembang,” kata Havertz seperti dikutip dari ligalaga.

Enam tahun belajar sepak bola di  Alemannia, Havertz lalu berpindah klub. Ia menuju Alemannia Aachen, klub yang ia dukung sejak kecil. Sayangnya kebersamaan Havertz dengan Alemannia Aachen hanya berlangsung setahun.

Ia masuk radar Bayer Leverkusen. Maka di usia 11 tahun, Havertz secara resmi menapaki karir semi profesionalnya. Di tim muda Leverkusen, Havertz berkembang sangat pesat sebagai seorang gelandang serang. Pada usia 17 tahun 126 hari, Havertz memulai debutnya di Bundesliga saat timnya tumbang 1-2 dari Werder Bremen di tahun 2016. Sekaligus mencatatkan rekor sebagai pemain termuda yang melakukan debut professional di Liga Jerman.

Rekor tersebut pada akhirnya menjadi awal dari rekor-rekor lainnya. Pada tahun 2018, Havertz kembali menorehkan rekor dengan menjadi pemain termuda yang mencatatkan 50 penampilan di Bundesliga. Rekor itu didapat ketika usianya memasuki 18 tahun 307 hari. Melampaui rekor yang sebelumnya dipegang oleh Timo Werner.

Ia lagi-lagi mematahkan rekor Timo Werner saat dinobatkan menjadi pemain termuda yang menorehkan 100 penampilan di ajang Bundesliga. Apakah berhenti di situ? Tidak. Havertz seolah tak berhenti mencetak rekor dengan ia baru-baru ini dinobatkan sebagau pemain di bawah 21 tahun pertama yang mencatatkan 35 gol di Bundesliga. Bahkan ia hanya butuh 7 gol lagi untuk masuk daftar 10 besar pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa. Havertz juga menjadi pemain paling subur sepanjang tahun 2020 di antara pemain di lima liga top Eropa.

Januari 2019, Havertz menjadi pemain termuda Bayer Leverkusen yang mencatatkan gol dari titik putih. Debut tim nasional melawan timnas Peru pada 2018 lalu menjadikan Havertz sebagai pemain kelahiran 1999 pertama yang bermain untuk Die Mannschaft. Luar biasa!

Yang membuat karir Havertz begitu gemilang tak lain karena ia memiliki versatility alias mampu bermain baik di berbagai posisi di lini depan. Tak tanggung-tanggung, pemain yang pada 11 Juni ini genap berusia 21 tahun itu bisa bermain di posisi gelandang serang, kedua sisi sayap, false nine, sampai striker tengah. Kemampuan inilah yang membuat banyak klub elit saling jegal untuk mendatangkannya. Meski kini player valuenya mencapai 81 juta Euro.

Tahun 2020 memang sepertinya menjadi musimnya Havertz. Berawal dari cederanya striker utama Leverkusen, Kevin Volland. Ia diplot sebagai free roll player di lini depan. Hasilnya, menakjubkan. Dari 4 laga yang dimainkan setelah pandemi, Havert telah mencetak 5 gol. Total, sejauh tulisan ini dibuat Havertz sudah menorehkan 11 gol di Bundesliga. 15 gol dan 8 asis di semua kompetisi. Menariknya, 9 dari 11 gol Havertz di Bundesliga dicetak pada tahun 2020. Maka wajarlah jika ia menjadi komoditi panas di bursa transfer musim panas ini.

Selain bisa bermain di berbagai posisi di lini depan dengan baik. Havertz juga memiliki dua kaki yang bisa digunakan sama baiknya. Meski dominannya adalah kaki kiri. Maka ia dijuluki sebagai The Next Ozil dan The Next Toni Kroos. Sebuah label yang bisa membuatnya makin percaya diri atau malah terbunuh.

Tags :
Kategori :

Terkait