Menjaga Periuk dari Pagebluk

Jumat 05-06-2020,14:36 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Adapun yang menjadi perhatian pihaknya ialah stok daging sapi. Pasalnya, kebutuhan daging sapi sebesar 32 ton setiap bulan. Sementara pasokan rata-rata hanya 19 ton.

Sehingga daging sapi ini untuk kebutuhan konsumsi rata-rata jadi persoalan. "Tapi itu tidak jadi masalah karena ada subtitusi lain. Karena masih ada ikan dan lain-lain," sebut Surito.

Pun hal itu tidak menyebabkan kepanikan masyarakat saat ada kekurangan pasokan. Hal yang berbeda dengan bahan lain. "Untuk ketersediaan pangan selama bulan Mei aman, jadi untuk kebutuhan di Juni aman," jelasnya.

KEMANDIRIAN PANGAN

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) PPU Sukadi Kuncoro menuturkan pihaknya telah bekerja sebelum gugus ini terbentuk. Dalam hal pengendalian harga di lapangan dan distribusi dari luar daerah.

Hanya saja, terbentuknya tim ini akan lebih memudahkan pihaknya dalam menjamin ketersediaan untuk masyarakat. Untuk persoalan distribusi, Kuncoro menegaskan, selama masa pandemi ini keseluruhan pintu masuk logistik tetap aman. Jadi nyaris tidak menemui kendala.

"Sementara ini menggunakan pelabuhan di Balikpapan. Untuk kiriman barang dari Sulawesi dan Jawa. Seperti bawang merah dari Jawa dan bawang putih dari NTB," ungkapnya.

Selain menjamin ketersedian dan pengendalian harga, terbentuknya gugus tugas juga untuk membuat sebuah daerah yang mandiri. Jadi, tidak hanya beras yang hanya bisa diproduksi di dalam daerah, tapi juga kebutuhan lainnya.

Arahnya, lanjutnya, ialah membudidayakan pekarangan mandiri milik warga. "Semisal kita punya 5 pot lombok, 5 pot tomat, jadi secara otomatis warga memenuhi kebutuhannya sendiri," kata Kuncoro.

"Mari kita sama-sama membudidayakan tanaman secara mandiri. Untuk kebutuhan sehari-hari," tambahnya.

Tujuannya, untuk tidak lagi bergantung kepada pemerintah. Dalam hal ini, semua peran dibutuhkan. Mulai dari pemerintah hingga ke tingkat RT mampu mensosialisasikan swasembada pangan.

Tidak hanya kebutuhan beras. PPU juga memiliki potensi jagung dan singkong. Selain itu, kabupaten calon IKN ini juga mempunyai kebun kelapa yang tidak sedikit. Potensi besar menjadi industri pabrikasi ke depannya untuk pemenuhan kebutuhan minyak goreng.

"Jadi harapan gugus saat pandemi mendapatkan lompatan ke situ," pungkasnya. (rsy/eny/dah)

////// Grafis Ketahanan Pangan PPU //////

Ketersediaan dan Kebutuhan Pangan Kabupaten PPU

Beras                                    

  • Produksi: 11.312,75 Ton
  • Pasokan: 237 Ton            
  • Ketersediaan (Produksi +Pasokan): 11.549,75 Ton
  • Kebutuhan: 1.299,49 Ton
  • Ketahanan Stok: 8 Bulan
  • Ketarangan: Aman 8 bulan
Tags :
Kategori :

Terkait