Menjaga Periuk dari Pagebluk

Jumat 05-06-2020,14:36 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Untuk komoditas yang didatangkan dari luar ini, maka konsentrasi Gugus Tugas Pangan lebih pada alur atau kelancaran distribusi. Kebutuhan barang itu biasanya didatangkan dari luar Kalimantan. Yakni dari Pulau Jawa dan Sulawesi.

Tohar menjelaskan, identifikasi alur distribusi untuk melihat ancaman dan memperhitungkan bagaimana misi Bulog mampu untuk stabilisasi harga, ketersediaan dan keterjangkauannya. Pasalnya hal itu yang biasanya memengaruhi akumulasi harga.

Adapun biasanya barang logistik itu sebagian datang dari jalur darat arah Kalimantan Selatan (Kalsel). Sedangkan yang paling banyak masuk melalui pintu masuk logistik dari Samarinda dan Balikpapan. "Makanya yang jadi perhatian kita adalah moda transportasi laut," ucap Tohar.

Selain itu, pengawasan juga akan diterapkan pada pemasok dan distributor. Karena biasanya stok barang di satu tempat datang secara bertahap sesuai dengan permintaan pasar. "Itu harus dijaga juga. Walaupun kewenangannya itu secara pribadi. Informasi dan komunikasi antara para stokis (distributor) dan supplier (pemasok), lalu ke pasar. Tapi kita sebagai badan publik harus mengawasi itu," urainya.

Lebih lanjut, dalam hal ini kepolisian akan bekerja sebagai badan pengawasan penegakan hukum. "Siapa tahu ada yang memanfaatkan momentum pandemi ini. Seperti penimbunan dan menaikkan harga," ungkap Tohar.

Gugus Pangan ini akan mulai bekerja aktif setelah keluar surat keputusan (SK) dari pemkab PPU.

BARU 40 PERSEN

Kepala Dinas Ketahan Pangan PPU Surito menjelaskan, tidak semua kebutuhan pangan yang dihasilkan mandiri oleh PPU. Dari sebelas hanya ada 3 komoditi yang dihasilkan Benuo Taka. Atau hanya sekira 40 persen.

"Yang terpenuhi dari PPU, hanya beras. Kita sudah surplus. Selebihnya, hampir 60 persen itu dari luar. Selain itu ada cabai merah dan cabai keriting," katanya.

Ia menjelaskan, rata-rata stok selain beras, yang didatangkan dari luar daerah, sangat dipengaruhi dari beberapa faktor. Di antaranya cuaca. "Tapi, dari April hingga Mei cuaca bagus saja. Jadi stok kita aman saja," tambahnya.

Untuk kebutuhan yang didatangkan dari luar utamanya ialah barang hasil pabrik. Seperti minyak goreng dan gula pasir. "Itu seluruhnya dari luar daerah," tukasnya.

Pun untuk komoditi bawang putih. Dan sebagian komoditi bawang merah. Ketersediaan pangan pokok pasokan beras di PPU yang dari produksi dalam daerah ditambah barang masuk hingga Mei ada 11.549 ton.

"Produksi dalam daerah, 11.312 ton. Yang dari luar 237 ton. Jumlah tersebut termasuk stok yang ada di Bulog, ini keseluruhan," ucapnya.

Surito menyebutkan, dari perhitungan kebutuhan per bulan penduduk 173.671 jiwa, ialah 1.299 ton. Sehingga stok ini cukup untuk delapan bulan ke depan. Masih tergolong aman. Sementara bawang merah tercatat ada 39 ton. Gula pasir stok terhitung ada 130 ton. Untuk yang lain-lain, seperti bawang putih masih dalam batasan cukup. Yakni ada sekitar 34 ton.

Kebutuhan bawang putih warga PPU berdasarkan statistik ialah 27 ton per bulan. "Tapi barang ini fleksibel, karena bukan kebutuhan pokok, di bawah 27 ton juga masih aman. Tapi untuk stok satu bulan ke depan masih aman," urainya.

KURANG DAGING SAPI

Tags :
Kategori :

Terkait