Kaltim Belum Sepenuhnya Siap New Normal

Jumat 29-05-2020,10:00 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

“Beberapa daerah lain sebenarnya juga seperti itu, cuma belum tahu angka pasti. Hanya Balikpapan sudah mendekati tapi memang Rt-nya masih di atas 1,” terangnya.

Terlepas dari tren indikator itu. Menurut Andi ada hal lain yang mestinya patut diperhatikan. Tidak sekadar secepatnya menerapkan kebijakan new normal.

Yaitu, upaya masyarakat untuk tetap terbebas dari penularan wabah ini. Karena tanpa disadari, aktivitas saat ini sudah menggambarkan kehidupan yang mengarah ke tatanan kehidupan baru.

Protokol kesehatan harus disiplin dijalankan. Mulai dari jaga jarak, menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.

“Utamanya kuncinya di masyarakat. Bagaimana tetap produktif tapi terbebas dari penularan Covid,” imbaunya. 

Andi menilai akan sulit memasuki kehidupan normal baru jika syarat untuk tidak tertular ini tidak konsisten dilakukan. Jika ini tidak dipatuhi, tambahnya, risikonya cukup besar.

Pemerintah daerah perlu menyusun mekanisme agar masyarakat patuh pada protokol kesehatan. Jika mau melaksanakan kebijakan new normal.

“Jadi bukan masalah dinyatakan normal atau tidak,” ujarnya.

Pandangan Ekonom

Pengamat ekonomi Kaltim Hairul Anwar mengatakan, pemerintah saat ini memang sedang mengejar target pemulihan ekonomi. Dengan asumsi COVID-19 selesai pada Juni. Karena jika lebih lama lagi, konsekuensinya akan lebih berat. Terutama pada Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN).

"Semakin cepat selesai COVID-19 ini, dampaknya akan semakin kecil itu yang dikejar pemerintah," kata Hairul kepada Disway Kaltim, Kamis (28/5).

Lalu sejauh mana penerapan new normal bisa kembali mendongkrak ekonomi Kaltim?

Hairul menyebut ekonomi dipastikan bisa bangkit kembali. Namun tidak bisa dalam waktu yang cepat. Karena tidak semua sektor ekonomi bisa didorong untuk kembali menggeliat. Ia mengatakan sektor yang paling memungkinkan untuk bisa bergerak cepat adalah sektor retail.

Oleh karena itu, ia menilai langkah presiden yang secara simbolis membuka sektor retail dalam menyambut fase new normal sudah tepat. Karena retail adalah sektor riil yang akan meningkatkan supply dan demand.

Ia menilai selama masa new normal, masyarakat hanya akan belanja kebutuhan dasar. Sehingga tren produksi kebutuhan pokok meningkat. Tapi sektor lain akan sangat lambat.

"Kan tidak mungkin, di masa sekarang, orang mikir beli mobil baru. Pasti ke kebutuhan pokok dulu," katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait