Ekonomi Kaltim Tumbuh 1,27%, Pengusaha Waswas Triwulan Kedua

Senin 11-05-2020,17:06 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Ketua Apindo Kaltim Slamet Brotosiswoyo. (Dok Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur (Kaltim) mewaspadai perekonomian triwulan II/2020. Pasalnya, dampak pandemi virus Corona (COVID-19) mulai dirasakan pada periode tersebut. Pada triwulan I, perekonomian Kaltim tumbuh 1,27 persen di banding tahun lalu pada periode yang sama atau year on year (yoy). Akan tetapi dari triwulan sebelumnya alami penurunan sebesar 0,44 persen. Ketua Apindo Kaltim Slamet Brotosiswoyo menuturkan sejak pandemi, kontraksi mulai terlihat karena corona mulai masuk ke Indonesia pada bulan Maret. Dimana semua sektor yang masih tumbuh kini mulai lesu. Sehingga kini, kalangan pengusaha khawatir dengan triwulan kedua. “Apalagi belum dapat dipastikan kapan corona benar-benar berakhir,” kata Slamet Brotosiswoyo, Ahad (10/5). Proyeksi pertumbuhan bisa lebih buruk dari sekarang yang hanya naik 1,27 persen. Harapannya, harga batu bara tidak jatuh seperti minyak dunia. Apabila batu bara ikut anjlok maka ekonomi Kaltim ikut terdampak. Terbukti pada 2015 saat batu bara jatuh, pertumbuhan Kaltim mengalami minus. “Industri apa lagi yang bisa tumbuh? Ya tambang, migas, batu bara, sama CPO [crude palm oil/ minyak sawit mentah],” jelasnya. Agar ekonomi Kaltim tetap bergerak, Slamet menyarankan agar pemerintah tetap mengizinkan beberapa usaha seperti retail di mal dan pasar tetap dibuka. Akan tetapi protokol kesehatan tetap diperketat demi menekan mewabahnya virus. “Satu-satunya jalan ya itu. Kalau tidak, mati semua ekonomi dan dampaknya akan lebih parah. Meski minus tidak apa-apa, tapi harus jalan,” tekan Slamet. Slamet menyebutkan pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan I masih terselamatkan oleh sektor migas, batu bara, dan perkebunan kelapa sawit. Ketiganya memiliki kontribusi besar pada ekonomi Bumi Etam. “Tapi kalau sektor retail, perumahan, transportasi, dan segala macam tidak akan tumbuh, bahkan dikata minus,” ujarnya. Hal yang sama juga dikatakan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim Bidang Investasi, Alexander Sumarno. Ia menyebutkan tiga sektor utama di Kaltim saat ini masih tumbuh. Namun pada triwulan kedua, harus diperhatikan lagi. Dari sisi CPO, tidak terlalu berdampak dengan beralihnya ke B30. Penggunaan di dalam negeri meningkat. “Migas dan batu bara yang perlu diwaspadai. Harga minyak yang jatuh akan berpengaruh pada gas. Nilai jual gas dihitung dari konversi minyak,” tandasnya. Apalagi batu bara dan gas hampir 80 persen pemasukan Benua Etam. “Kalau turun, dampaknya luar biasa ke pemasukan,” sebutnya. (fey)

Tags :
Kategori :

Terkait