Dampak Corona, Pengamat Khawatir Lebih Banyak Anggaran Tersedot

Rabu 29-04-2020,04:36 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Didik Hadiyatno. (dok) -- Balikpapan, diswaykaltim - Dosen ekonomi Universitas Balikpapan (Uniba) Didik Hadiyatno menilai, defisit APBD Balikpapan senilai Rp 600 miliar masih tahap awal. Jika keadaan belum segera membaik, ia khawatir bisa menyedot lebih banyak anggaran. Menurutnya, pemkot harus memikirkan strategi yang tidak hanya berupa kebijakan dalam satu aspek. Misalnya aspek sosial harus bersinergi dengan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Baik jangka pendek dan panjang. "Semua sektor sudah terdampak. Baru dua bulan sudah banyak yang dirumahkan dan di-PHK," ujarnya saat dihubungi, Selasa (28/4). Menurutnya, perekonomian yang terus melemah bisa dihadapi dengan kebijakan stimulus pemulihan perekonomian di sektor pertanian dan perkebunan di dalam kota. Tepatnya untuk mendukung aktivitas petani di daerah timur dan utara Balikpapan. "Ada sektor pertanian dan perkebunan. Tapi selama ini pasokannya kecil dan tidak bisa memenuhi kebutuhan sendiri," ungkapnya. Didik menjelaskan, stimulus itu nantinya untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan pangan, jika situasi stagnan. Meski saat ini semua kebutuhan masih bisa dipasok dari daerah tetangga, namun jika wabah terus menyebar dan belum bisa dikendalikan, maka dikhawatirkan akan berdampak bagi jumlah pasokan yang bisa didapatkan. "Pengusaha harus bisa melihat peluang. Ini juga berlaku untuk memenuhi APD karena saat ini sangat dibutuhkan," ulasnya. Ia berharap ada pengusaha yang berani mengambil langkah ekstrem. Mengubah bentuk komoditas yang saat ini melemah, bahkan mulai mengurangi jumlah karyawan, untuk mulai berinvestasi. Menyesuaikan kebutuhan masyarakat saat ini, dan untuk masa mendatang. "Bisa berguna buat jangka panjang," urainya. Selain itu, Didik mengingatkan pengetatan sosial saat ini perlu dievaluasi. Mengingat Balikpapan sudah termasuk zona merah. Masih banyak warga yang belum sadar, semakin lama pengetatan, semakin lama proses yang dibutuhkan untuk memulihkan roda perekonomian. "Masih banyak di jalan-jalan itu yang belum memakai masker dan lainnya," imbuhnya. Ia menilai kesadaran masyarakat menjadi kunci cepat atau lambat penanganan pandemi. Disebutkannya, masyarakat harus segera mengubah pola hidup agar lebih tertib dan disiplin. Karena dampak penyebaran virus ini hanya bisa terhenti saat warga sebagai inangnya, bisa memproteksi diri dengan mengikuti anjuran pemerintah. "Kesehatan dan ekonomi itu harus seimbang, dan dimulai dari diri sendiri," ujarnya. (ryn/hdd)

Tags :
Kategori :

Terkait