Berdayakan UMKM Produksi 500 Ribu Masker 

Jumat 17-04-2020,19:57 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Pemprov Kaltim menarget produksi 500 ribu pcs masker dengan melibatkan sekitar 500 UMKM sebagai langkah pemberdayaan agar tetap mampu bertahan di masa sulit pandemi saat ini. (Dian Adi/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kaltim akan dilibatkan dalam memproduksi masker. Upaya ini untuk menyelamatkan UMKM di tengah pandemi COVID-19 agar tetap produktif dan menghasilkan pendapatan. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Provinsi Kalimantan Timur Fuad Asaddin menuturkan, pemerintah provinsi telah mempersiapkan beberapa kegiatan agar UMKM terdampak bisa bertahan dan melakukan pemulihan terhadap usahanya. “Selanjutnya, ada dua kegiatan, pertama pencegahan. Kedua adalah bagaimana UMKM ini bisa bertahan pada saat diserang pandemi,” ucap Fuad Asaddin, Kamis (16/4). Menurut Fuad Asaddin, salah satu kegiatan pencegahan adalah dengan membagikan masker sekaligus memberdayakan UKM. “Ada 500 ribu pieces akan dibuat. Yang artinya akan melibatkan lebih dari 500 UMKM. Masker buatan mereka disebar ke kabupaten dan kota di Kaltim,” katanya. Distribusi itu sebanyak 300 ribu untuk Kota Samarinda, Balikpapan dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Sedangkan sisanya untuk 7 kabupaten/kota dengan masing-masing 20 ribu masker. Selain itu, UMKM terdampak nantinya juga mendapatkan bantuan sembako. “Ada 350 ribu paket. Mekanisme pemberiannya diserahkan kabupaten/kota karena pendataan ada pada daerah masing-masing. Kemungkinan yang akan diberikan sekitar 10 ribu-an,” ujar Fuad Asaddin. Adapun stimulus yang akan diberikan dalam pemulihan, Pemprov Kaltim memiliki beberapa program. Di antaranya bantuan tunai untuk usaha mikro sebesar Rp 1,5 juta dan bantuan modal kerja senilai Rp 4 juta. “Karena dananya terbatas maka untuk bantuan tunai ditargetkan 1.500 pelaku usaha. Dari data yang diperoleh sudah masuk dari kabupaten/kota diusulkan 1.752. Sedangkan modal kerja UKM yang diusulkan sudah mencapai 1.017 UKM,” bebernya. Jumlah tersebut hasil pendataan pemerintah kabupaten/kota. “Jumlah yang diusulkan itu masih akan bertambah. Akan tetapi nantinya akan diverifikasi ulang oleh tim,” imbuh Fuad. Adapun persyaratan untuk menerima bantuan stimulus, Fuad bilang, pelaku usaha itu belum pernah mendapatkan bantuan dan tidak dalam kondisi meminjam. “Kriteria atau persyaratan lainnya masih kita bahas, yang terpenting KTP. Karena jumlahnya banyak tentu akan diverifikasi ulang,” kata dia. Selain itu, Pemprov Kaltim juga akan menggelar pasar murah online dan pelatihan online kepada 200 UMKM. “Pasar murah dengan pemesanan online. Nanti lokasi ditentukan, ada distributor dan masyarakat. Biaya angkut pemesanan online dari pemerintah dan ditargetkan 20 ribu transaksi,” ulasnya. Fuad Asaddin menambahkan, pendataan UMKM diserahkan kabupaten/kota kemudian nantinya akan diverifikasi ulang mana saja yang mendapatkan bantuan stimulus dan sembako. “Untuk data pastinya baru akan dibahas pada 21 April nanti. Jumlah yang ada saat ini masih usulan dari kabupaten/kota,” tekannya. Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan Pemerintah Kota Balikpapan tengah melakukan pendataan terhadap UKM yang terdampak. “Masih dipikirkan bentuk bantuan apa yang diberikan, agar tidak tumpang tindih,” ujarnya. Di tengah hantaman pandemi virus Corona (COVID-19), usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor paling rentan terdampak. Dalam menyelamatkan UMKM supaya tetap berproduksi dan terhindar dari pemutusan hubungan kerja (PHK), Presiden Joko Widodo meminta realokasi APBN dan APBD ke tiga bidang, salah satunya UMKM. Pemerintah menyiapkan dua skema pemberian stimulus bagi UMKM terdampak COVID-19. Yakni, melalui mekanisme moneter dan bantuan sosial (bansos). (fey/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait