Apindo Kaltim: Hotel dan Ritel Sektor Paling Terpukul 

Selasa 14-04-2020,21:18 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Ketua Apindo Kaltim, Slamet Brotosiswoyo. (Dok) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Di tengah pandemi COVID-19, kalangan pengusaha mengalami kesulitan untuk mengeluarkan biaya operasional. Terlebih pelaku usaha sektor informal yang mengalami ketidakpastian, dampak dari perlambatan ekonomi. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur Slamet Brotosiswoyo mengungkapkan, sektor usaha yang paling terdampak adalah bisnis usaha yang berhubungan mobilitas dan berhadapan langsung dengan masyarakat. Yaitu sektor jasa perhotelan, transportasi dan ritel. “Dalam hitungan waktu dampak pandemi langsung dirasakan pelaku usaha. Dan dirasakan sangat berat. Perusahaan banyak yang tidak beroperasi terutama yang berada di perkotaan,” kata Slamet Brotosiswoyo, Senin (13/4). Sektor perhotelan sebagian besar memilih untuk menutup hotel sementara dan merumahkan karyawannya. “Ada yang dirumahkan tanpa digaji, ada yang dirumahkan kemudian dibayar 50 persen gaji dan ada juga pemberlakuan shift. Alhamdulillah pelaku usaha bisa mempertahankannya,” terangnya, yang menerima laporan dari kesulitan yang dialami pelaku usaha. Menurutnya, hotel dan ritel adalah sektor usaha di Kaltim yang sangat terpukul. Selain itu, pelaku usaha menengah dan kecil juga sangat terdampak karena perlambatan ekonomi akibat pandemi ini. “Jika kondisi ini berlangsung lama, maka dikhawatirkan pengusaha sulit mempertahankan usahanya. Itu karena tidak adanya pemasukan dan tak berjalannya produksi, akibat dari pandemi corona,” ujar Slamet. Ia pun mengharapkan pelaku usaha tetap mempertahankan pekerja ataupun karyawannya. Meskipun tidak memberikan insentif dan gaji penuh di tengah pandemi. “Karena karyawan sudah memahami operasional perusahaannya lebih mudah daripada merekrut baru. Apalagi mendekati bulan Ramadan, ya sedapat mungkin dipertahankan,” harapnya. Terkait langkah pemerintah menanggulangi makin besarnya jumlah pekerja yang di-PHK dan dirumahkan akibat pandemi. Slamet menambahkan, bantuan pemerintah dapat segera direalisasikan dan tepat sasaran. “Yang dibutuhkan pekerja terdampak juga bukan hanya pelatihan tapi juga bantuan langsung tunai karena menghadapi ekonomi yang sulit,” imbuh Slamet Brotosiswoyo. Selain itu, Slamet mengharapkan dampak pandemi yang dirasakan saat ini dapat segera berakhir dan pengusaha dapat membangun usahanya kembali. “Mudah-mudahan COVID-19 segera berlalu. Pengusaha dan pekerja dapat beraktivitas normal. Karena bangkit lebih berat dari memulai,” pungkasnya. Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Timur. Pandemi COVID-19 menyebabkan pekerja harus kehilangan pekerjaannya dan dirumahkan. Data sampai 7 April 2020 yang diterima dari perusahaan, tenaga kerja yang dirumahkan sebesar 4.109 orang yang berasal dari 70 perusahaan di Kaltim. Sedangkan tenaga kerja yang dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebanyak 323 orang dari 33 perusahaan. (fey/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait