Nabil Husein memotong tumpeng saat perayaan hari jadi klub yang ketujuh beberapa waktu lalu. (Dian Adi/ Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com- Berdirinya sebuah tim sepak bola profesional kebanyakan dilandasi sesuatu yang besar. Baik itu gengsi kedaerahan, atau karena alasan bisnis. Mengingat sepak bola tak ubahnya sebuah industri yang di dalamnya terjadi perputaran uang dalam nominal raksasa. Namun siapa sangka, keinginan mendirikan Borneo FC Samarinda (saat itu PBFC) sangatlah receh. "Saya mulai mengikuti sepak bola kisaran tahun 2007. Di Eropa saya mengidolakan AC Milan, juga mendukung tim asal Samarinda (Persisam) tentunya. Walau awalnya belum terlalu fanatik. Ide mendirikan Borneo sendiri adalah dari game online," kata Presiden Klub Borneo FC, Nabil Husein. Dari hobi memainkan game online Football Manager, dimana user disimulasikan menjadi manajer sebuah tim, Nabil berkeinginan suatu saat memiliki klub sepak bola di dunia nyata. Saat mendirikan Borneo FC 2014 silam, Nabil Husein masih berusia 19 tahun. Suatu saat, seperti diceritakannya, ia dan rekannya mencoba merealisasikan mimpi memiliki klub sepak bola. Nabil nyaris deal untuk membeli sebuah tim dari kasta terendah. "Awalnya kami ingin membangun tim dari nol. Ada sebuah tim dari Liga Nusantara (divisi terendah) yang akan dijual. Komunikasi sudah jalan, kesepakatan nyaris terjadi, namun kemudian tidak jadi karena ada seorang wartawan bertanya pada saya apakah tidak ingin membeli Perseba Bangkalan? Saya jadi bingung," tambahnya. Dengan banyak pertimbangan, Nabil lalu memutuskan untuk mengakuisisi tim asal Madura tersebut dan bermain di Divisi Utama (saat ini Liga 2). Kebetulan saat itu Persisam tengah mengalami kesulitan finansial dan harus merger dengan Bali United. Berpindahnya Persisam ke Pulau Dewata menjadi momentum besar bagi Borneo FC untuk menjadi tim asal Samarinda selanjutnya. "Awalnya berat. Suporter yang mendukung kami tidak banyak. Tapi kami terus mempromosikan tim pada masyarakat. Kami keliling kota untuk memperkenalkan, alhamdulillah mulai bisa diterima masyarakat," lanjutnya. Dalam perjalanannya selama 6 tahun ini, Borneo FC memang harus menjajaki langkah ekstra untuk memikat sebanyak mungkin suporter dari Kota Amplang. Bagaimana pun, meruntuhkan romantisme Pusamania dengan Persisam bukanlah hal yang mudah. Karena itu Nabil sebisa mungkin mengakomodir keinginan suporter. Mulai dari prestasi, komposisi pemain, hingga pelayanan di stadion. "Kami memiliki filosofi. Yang pertama kami mengutamakan pemain lokal yang bertalenta. Lalu kami ingin membangun tim dari akademi supaya bisa untuk jangka panjang. Karena kami ingin berprestasi dengan berproses, bukan cara instan," tutup Nabil. (ava/fdl)
Tak Banyak yang Tahu, Ide Mendirikan Borneo FC Berasal dari Game Online
Jumat 10-04-2020,21:26 WIB
Editor : admin7 diskal
Kategori :