Dampak COVID-19 dan Minyak Dunia; Gelombang PHK Bisa Lebih Besar

Kamis 09-04-2020,14:22 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

BALIKPAPAN, DISWAYKALTIM.COM - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Balikpapan Yaser Arafat memprediksi gelombang PHK saat ini akan jauh lebih besar dibanding 2016 lalu. Empat tahun lalu, anjloknya harga minyak dunia dan batu bara memaksa banyak bidang usaha melakukan efisiensi. Termasuk keputusan PHK pada karyawan. Situasi saat ini diperparah dengan wabah pandemik COVID-19. Hampir semua sektor bisnis dan usaha terpukul. "Justru, ancaman oleh situasi saat ini, lebih parah dari empat tahun lalu itu," ujarnya. Sebab, jelas Yaser, dunia saat ini mulai mengarah pada resesi global. Ekonomi melambat. Banyak sektor riil yang pekerjanya takut untuk bekerja. Dihantui dampak virus corona. Hal ini berpotensi pada lumpuhnya aktivitas usaha. Kata lain, tidak ada perputaran ekonomi. "Maka konsekuensinya otomatis akan terjadi banyak pekerja yang dirumahkan, PHK besar-besaran, karena biaya operasional saja tidak tertutupi," tambahnya. Sementara itu, ia menyebut, kondisi saat ini juga menyebabkan permintaan pasar akan menurun drastis. Karena ekonomi bergerak lambat dari hulu ke hilir. Pun ekonomi dunia sedang stuck karena virus corona ini. "Oleh karena itu, kalau situasi ini tidak segera pulih, maka dunia diambang resesi, apalagi Indonesia," ungkapnya. Indonesia akan lebih riskan, jika diukur dari ketahanan pangan dan ketahanan energi Indonesia yang masih sangat bergantung dari impor. Hal itu tergambar daripada defisit transaksi berjalan (CAD) Indonesia. Solusi yang telah dilakukan pemerintah ialah upaya menjaga nilai tukar rupiah.  Yang kedua, sambungnya, pemerintah memberikan stimulus kepada masyarakat untuk bisa bertahan memenuhi kebutuhan logistik dalam situasi ini. Selain itu, ia menyebut, pemerintah juga harus merencanakan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan relaksasi kredit bagi golongan tertentu. Hal itu, kata Yaser, merupakan konsekuensi dari kebijakan pemerintah mengimbau masyarakat tetap di rumah untuk mencegah penularan wabah virus ini lebih masif. "Akhirnya orang tidak bekerja, tidak ada aktivitas. Akibatnya banyak pekerja dirumahkan, buruh dan pekerja pabrik banyak di PHK,” sebutnya. Namun, ia meyakini, pemerintah, khususnya Kalimantan Timur yang terdampak situasi ini mampu mencari solusi cepat. "Kita banyak berdoa saja, pemerintah segera menyelesaikan masalah ini," pungkasnya. (das/eny) Berita terkait: Pemerintah Perlu Bentuk Tim, Antisipasi Imbas COVID-19 dan Minyak Dunia   

Tags :
Kategori :

Terkait