Tiga pasien positif COVID-19 di Balikpapan sudah dinyatakan negatif. Hampir sembuh. Tinggal tunggu surat resminya. Dinas Kesehatan setempat masih akan melakukan observasi selama sepekan ke depan. Satu di antaranya adalah Wahid Herlambang. Kepada Disway Kaltim, Wahid menyatakan boleh untuk mengutip namanya secara gamblang. ------------------ WAHID Herlambang akhirnya menghirup udara segar, setelah kurang jalan 16 hari berada di ruang isolasi RSUD Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan. Ia merupakan pasien postif pertama di Kota Minyak dengan kode BPN-1. BPN merujuk pada asal kota Balikpapan dan angka 1 merupakan penanda pasien pertama di kota tersebut. Memang ia belum diperbolehkan berukumpul dengan anak dan istrinya, lantaran kembali melanjutkan isolasi di home stay Sylva Lestari, Klandasan Ulu, Balikpapan Selatan. Milik Pemkot Balikpapan. Ia mengaku sangat senang. Karena sudah bisa melihat cahaya sinar matahari. “Kalau mau, main kesini saja mas,” kata Wahid saat teleconference secara daring. Tampak Wahid mengenakan kaus warna putih. Di bagian dadanya tertulis #Masyarakat Tanpa Riba. Wajahnya segar sekali. Bahkan, selama diisolasi di rumah sakit tak mengalami gejala yang berarti. “Ya, seperti istirahat total,” ujaranya. Sesuai surat yang ia dapatkan, dirinya harus berada di tempat observasi tersebut sekitar 10 hari. Terhitung mulai Sabtu (4/4). Ia tidak sendiri. Rekannya yang bernasib sama dengannya juga berada di rumah tersebut. “Kami yang keluar dari isolasi rumah sakit tadi ada tiga orang. Satunya sudah dijamin oleh perusahaan tempat dia bekerja. Sementara, satunya ada bersama dengan saya. Tapi, di kamar yang berbeda,” katanya. Hanya saja, pakaian yang ia kenakan selama di ruang isolasi tidak boleh dibawa pulang. Harus dibakar. Tapi ada yang boleh dibawa pulang. Hanya barang penting. Seperti handphone dan kaca mata. Tapi, untuk keluar pun melalui standar operasional prosedur (SOP) yang sangat ketat. “Barang-barang berharga saya sebelum keluar harus disemprot dulu. Saya ganti baju di kamar mandi. Ruangannya berbeda sudah. Saya, tidak boleh lagi kembali ke kamar tempat saya diisolasi. Setelah mengikuti semua prosedur, barulah saya bisa keluar. Saya ke tempat ini saja dibawa ambulans. Mobil saya masih di rumah sakit sekarang,” bebernya. Selama di homestay, ia lebih bebas beraktivitas. Tapi, tidak boleh keluar. Sudah bisa dikunjungi keluarga. Hanya saja, tidak boleh melakukan kontak fisik secara langsung. Jaraknya sudah diatur. Itupun, hanya boleh ketemu di ruang tamu. Ia mengungkapkan, selama isolasi, ia telah lima kali melakukan tes swab. Dua hasil pertama dinyatakan positif. Hasil ketiga ia belum mengetahui. Hasil keempat sudah negatif. Saat ini, masih menunggu hasil terakhir. Ia pun menceritakan pengalaman selama ia berada di ruang isolasi. Usai dirinya dinyatakan positif terjangkit virus tersebut. Semua kehidupannya terjamin. Mulai dari makanan hingga vitamin. Bahkan, ada makanan ringan. Ia sudah merasa dirinya seperti atlet yang kehidupannya sangat diperhatikan. “Setiap hari obat yang dikasih saya itu vitamin. Itu saja. Kemudian saya pun boleh mengonsumsi vitamin sendiri, seperti habbatussauda dan madu”. Sejak pertama dipanggil ke rumah sakit, Wahid bertanya. Bagaimana biayanya selama nanti dikarantina. Namun menurut keterangan petugas medis semua biaya ditanggung pemerintah. “Saya tanyakan agar bisa persiapan. Tapi sampai sekarang belum ada surat-surat tagihan dan semacamnya itu”. SALUT BUAT PETUGAS MEDIS Setiap hari, rata-rata dua kali petugas medis menyambangi ruangannya dengan APD lengkap. Memeriksa kesehatan, hingga mengambil specimen dari tubuhnya untuk diuji di laboratorium Balitbangkes Kementerian Kesehatan. Ia mangaku bangga dengan penanganan yang dilakukan petugas medis. Mereka melakukannya dengan sangat profesional. Penanganan pasien isolasi, sangat baik dan layak mendapat apresiasi. “Mau masuk ke ruangan kami, prosesnya begitu lama. Saya bangga sama mereka,” cetusnya. Saat melakukan pemindahan ruang isolasi pun mereka melakukan prosedur secara ketat. Bahkan, saat itu, pemindahan dilakukan tengah malam. Saat berjalan di koridor rumah sakit, jarak diatur sangat baik. Sedangkan saat masuk lift, semua harus saling membelakangi. “Mungkin supaya tidak banyak yang lihat. Sebab kalau ada yang lihat nanti heboh,” lanjutnya. HANYA RINDU Setiap kali ditanya tim medis terkait keluhan yang dirasakan. Wahid spontan menyebut “hanya rindu”. Tentunya, kepada anak dan istrinya. Serta keluarga lainnya. Satu-satunya obat pelepas rindu tersebut hanyalah panggilan video. “Kadang video call ramai-ramai sama anak dan istri. Anak saya ada yang di Pulau Jawa. Tapi, ada juga yang kuliah di Mesir. Kita ngobrol bareng-bareng. Lihat mereka saya sudah senang,” ungkapnya. Selain itu, ia melakukan olahraga ringan untuk menjaga kondisi badannya. Ia takut, timbangannya naik drastis. Pasalnya, kegiatan yang dilakukan hanya makan dan tidur. Dan betul saja. Sejak diisolasi, timbangannya naik satu kg. Bobot awalnya 79 kg. Kini menjadi 80 kg. Banyak aktivitas di ruang isolasi yang ia abadikan di ponsel genggamnya. Serta ia membagikan kepada kerabat terdekatnya. Salah satu videonya yang beredar adalah saat dirinya sedang berlatih pencak silat. Semua itu ia lakukan, selain untuk menjaga kondisi dirinya. Ia pun ingin memberikan semangat kepada semua rekannya yang memiliki kondisi yang sama dengan dirinya. Serta, masyarakat lain yang belum terpapar COVID-19. Ia pun beryukur, karena kondisinya seperti ini, banyak orang yang mendoakan dirinya. Serta memberi dukungan. Kepada keluarganya. “Banyak yang memberi saya dukungan. Awalnya sih berat. Tapi, saya selalu bilang sama istri saya kalau kita harus kuat,” pungkasnya. Ketika diminta kesediaannya untuk memuat foto dan nama lengkap, Wahid secara sukarela mempersilakan. “Silakan mas, ini bukan aib, justru masyarakat harus tahu,” imbuhnya. TUNGGU HASIL AKHIR Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi membenarkan ada perkembangan menggembirakan terhadap tiga pasien positif COVID-19. Kini ketiganya telah dinyatakan negatif. Adapun pasien tersebut ialah pasien nomor 1, 2 dan 3. "Alhamdulillah sore ini kita mendapatkan hasil yang menggembirakan, pasien positif COVID-19 nomor 1,2 dan 3 hari ini dipastikan hasilnya sudah negatif," ujar Rizal Effendi, Jumat (3/4). Adapun ketiga pasien tersebut dua di antaranya berasal dari kluster Bogor. Sedangkan satu orang lagi dari kluster Jakarta Selatan. Kondisi pasien sudah meninggalkan ruang isolasi untuk dipindahkan ke ruang observasi. “Kita belum bisa menyebutnya sembuh, karena mereka harus menjalani observasi selama satu minggu lagi. Ketika hasil akhir negatif lagi baru mereka bisa kembali ke keluarganya," jelasnya. Menurut Rizal, mereka yang sedang menjalankan observasi ini tetap mendapat pengawasan dari tim medis. Baik yang di RSKD maupun di rumah observasi perusahaanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty menjelaskan, selama masa observasi ini mereka tetap tidak diizinkan keluar rumah. "Boleh jalan ke dapur, keluarga boleh ketemu tapi pakai masker. Ini kita sebut adaptasi sosial bagi pasien," jelasnya. (mic/bom)
Cerita Wahid Herlambang, Pasien Positif COVID-19 yang Sudah Sembuh
Minggu 05-04-2020,00:32 WIB
Editor : Benny
Kategori :