Hipmi Paparkan Lima Langkah Tangani Inflasi

Kamis 02-04-2020,18:49 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Abdurrasyid Rahman. (ist) -- Balikpapan, DiswayKaltim – Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Samarinda menyampaikan beberapa langkah yang bisa diambil pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi. Ketua BPC Hipmi Samarinda Abdurrasyid Rahman mengatakan, langkah pertama, dengan meningkatkan frekuensi operasi pasar dan pasar murah bahan kebutuhan pokok melalui Perum Bulog, serta bekerja sama dengan BUMN, BUMD, dan sektor swasta melalui skema pelaksanaan corporate social responsibility (CSR). Kedua, lanjutnya, dengan menyediakan alokasi anggaran untuk meningkatkan pasokan bahan pangan. Serta mendukung kelancaran arus distribusi bahan pokok. Kemudian menyediakan pusat informasi harga pangan strategis (PIHPS) guna mengurangi potensi asymmetric information. Sehingga masyarakat dapat mengetahui pasti perkembangan harga dan ketersediaan barang. “Ini dapat menahan ekspektasi berlebihan di masyarakat,” ujar pengusaha yang karib disapa Haji Rasyid itu. Ketiga, paparnya, dengan mendiseminasi kebijakan dan edukasi kepada masyarakat. Ini dalam rangka mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat. “Serta menetapkan sasaran inflasi dalam rangka inflation targeting framework guna menjangkar inflasi masyarakat dalam jangka menengah,” sebutnya. Nah, yang keempat, ucap Rasyid, bekerja sama dengan aparat menindak spekulan dan penimbunan barang. Terakhir, tuturnya, dengan mempersiapkan alat rapid test COVID-19 bagi warga Kaltim. Tak hanya menunggu pembagian alat dari pemerintah pusat. “Ini agar masyarakat tidak resah,” urainya. Rasyid menegaskan, Hipmi Samarinda selalu siap bersinergi dalam pembangunan di Kaltim. Jika langkah yang dipaparkan Hipmi Samarinda ini dijalankan, ia meyakini inflasi Kaltim akan terjaga. Diketahui, BPS Kaltim menyampaikan, Maret terjadi deflasi -0,15 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,19 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar -0,17 persen. Diikuti kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar -0,14 persen. Kemudian kelompok transportasi sebesar -1,46 persen. Dari sisi ekspor-impor, secara kumulatif nilai ekspor Kaltim Januari-Februari mencapai USD 2,48 miliar atau turun 5,86 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. (hdd2)

Tags :
Kategori :

Terkait