KUTAI TIMUR, NOMORSATUKALTIM – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sepakat menyiapkan lahan seluas 3 hektar di Jalan Soekarno-Hatta sebagai lokasi pembangunan Gudang Perum Bulog.
Lahan tersebut segera diserahkan kepada Bulog melalui mekanisme hibah sebagai bentuk dukungan pemkab terhadap upaya penguatan ketahanan pangan di daerah.
Plt Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setkab Kutim, Trisno, mengatakan lokasi yang disediakan memiliki posisi strategis dan siap digunakan.
"Lahan sudah kami siapkan. Lokasinya strategis, dekat pusat pemerintahan, rumah sakit, pelabuhan hingga bandara. Infrastruktur dasar juga lengkap. Ini bagian dari komitmen kami memperkuat sistem pangan di Kutim," ujar Trisno saat konfirmasi pada, Jumat 12 Desember 2025.
BACA JUGA: Bupati Berau Kritik Keras RSUD dr Abdul Rivai: Saya Malu Sudah Resmikan IGD Tanpa Sekat
Ia menjelaskan, lahan tersebut berada sekitar 5,6 kilometer dari pusat pemerintahan, Polres, dan Kodim. Sementara jaraknya sekitar 3 kilometer dari RSUD Kudungga, 8 kilometer dari pusat Kota Sangatta, 12 kilometer dari Pelabuhan Kenyamukan, serta 7 kilometer dari Bandara Tanjung Bara.
Jaringan primer PDAM dan PLN juga sudah tersedia, sementara kontur tanah dinilai cukup rata sehingga kebutuhan pematangan lahan sangat minim.
Menurut Trisno, pembangunan gudang Bulog menjadi langkah penting untuk memperbaiki rantai pasok pangan di Kutim yang selama ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Padahal, Kutim memiliki potensi besar di sektor pertanian.
BACA JUGA: Miliki Satelit Sendiri, Layanan Perbankan BRI Kini Jangkau Plosok Negeri dan Wilayah 3T
Dengan luas wilayah mencapai 3,5 juta hektare dan alokasi 138.341 hektare untuk pertanian dan ketahanan pangan berdasarkan RTRW, Kutim dinilai sangat mungkin berkembang menjadi sentra produksi pertanian.
Terlebih lagi, pemerintah daerah sedang mendorong program cetak sawah 100 ribu hektar untuk periode 2025–2029.
“Potensi kita besar, tapi realisasi produksi masih kecil. Lahan pertanian produktif saat ini baru 2.613 hektar. Produksi beras kita sekitar 16.963 ton per tahun, sementara kebutuhan masyarakat mencapai 41.070 ton. Defisitnya 59 persen. Ini masalah serius,” tegasnya.
BACA JUGA: Tingkatkan Kesiapan Hadapi Bencana, PT Berau Coal Menggelar Sosialisasi Kesiapsiagaan bagi Warga
Oleh karena itu, kata dia, kerja sama dengan Bulog tidak hanya terkait pembangunan fisik gudang, tetapi juga mencakup penguatan sistem kemandirian pangan jangka panjang.