Kondisi ini, tegas dia, menuntut seluruh pihak menyusun strategi antisipatif melalui koordinasi yang solid.
"Kesuksesan penyelenggaraan angkutan udara yang aman, selamat, lancar, dan nyaman bagi pengguna jasa sangat bergantung pada koordinasi lintas sektor. Kerja sama, komunikasi efektif, dan kewaspadaan tinggi dari semua pihak menjadi mutlak diperlukan menghadapi periode Nataru," tegas Iwan.
Beberapa aspek krusial pun menjadi fokus pembahasan, seperti ketersediaan personel yang memadai saat periode puncak keberangkatan dan kedatangan, kesiapan optimal fasilitas terminal, dan apron.
“Dari sisi udara yakni kita menyoroti keandalan sistem peralatan navigasi penerbangan, pengaturan slot time dan manajemen pergerakan pesawat yang efisien, implementasi prosedur layanan keamanan dan keselamatan penerbangan,” jelas Iwan.
Selain itu antisipasi terhadap cuaca ekstrem, serta strategi pengendalian antrian penumpang dan penanganan bagasi, juga turut jadi atensi.
Iwan menegaskan pentingnya forum koordinasi tersebut adalah sebagai platform strategis untuk menyamakan visi dan langkah operasional.
Ia berharap pihaknya dan stakeholder terkait mampu menyelesaikan hambatan teknis dan merancang perbaikan sistem secara berkelanjutan, tidak hanya untuk Nataru ini.
"Forum ini harus mampu mengevaluasi implementasi fasilitas dan prosedur FAL yang tengah berjalan, termasuk menilai aspek keamanan, keselamatan, kualitas pelayanan, dan efisiensi operasional," pungkas Iwan.