“Misalnya PUBG. Di situ ada jenis-jenis senjata yang mudah dipelajari. Jika anak terbiasa bermain game dengan unsur kekerasan, itu bisa berpengaruh pada psikologi mereka,” jelasnya.
BACA JUGA:Isu Bullying Mencuat dalam Kasus Ledakan di SMAN 72 Jakarta, DPR: Cermin Masalah Pendidikan Kita
Prasetyo menambahkan bahwa paparan konten seperti ini berpotensi mendorong anak untuk menilai tindakan kekerasan atau bullying sebagai sesuatu yang wajar.
“Lebih berbahaya lagi jika secara psikologis mereka terbiasa melakukan kekerasan dan menganggap itu biasa saja,” katanya.
Wacana pembatasan game online kini menjadi pembahasan serius di pemerintah.
Pengaturan dinilai perlu dilakukan secara hati-hati agar dapat meminimalkan dampak buruk tanpa mengganggu industri digital dan hak masyarakat dalam menikmati hiburan.
Pemerintah pun diharapkan menghadirkan regulasi komprehensif yang menyinergikan keamanan, psikologi anak, dan perkembangan ekosistem game nasional.