Dampak Local Lockdown Bagi Ekonomi Kaltim

Selasa 17-03-2020,22:54 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Tutuk SH Cahyono. (Dok Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com -  Keputusan Pemprov Kaltim menetapkan status local lockdown menimbulkan beragam pendapat. Banyak pihak mengkhawatirkan ekonomi akan terpuruk dengan status tersebut. Meski baru berjalan satu hari, pembatasan nampaknya tidak berpotensi menimbulkan kepanikan di masyarakat. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Tutuk Setya Hadi Cahyono mengatakan, terlepas dari dampak ekonomi karena status local lockdown, ekonomi Kaltim memang sudah diprediksi melambat. Dampak dari pandemi COVID-19 juga mengkoreksi ekonomi global. "Sekarang yang perlu diutamakan adalah kesehatan manusianya. Ekonomi sedikit menurun atau melambat tidak apa. Asal kita bisa melewati masa-masa kritis ini dengan baik," katanya, Selasa (17/3). Menurutnya saat ini, kondisi kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Ia yakin, ketika kondisi sudah stabil, aktivitas ekonomi juga akan mengikuti. Pemerintah pun dituntut untuk bertindak cepat. Sehingga ia mendukung langkah social distancing yang digalakkan pemerintah. Bahkan kantornya, BI Kaltim, akan mulai mengadopsi program work from home mulai, Rabu (18/3) hari ini. Tutuk menyebut, dengan status local lockdown akan ada penurunan kegiatan ekonomi. Yang berimbas pada pengurangan permintaan barang. Namun, selama pemerintah masih membuka mobilitas suplai barang keluar masuk Kaltim, kondisi ekonomi akan tetap stabil. "Artinya kan semakin bagus. Dengan adanya penurunan permintaan tapi mobilitasnya tetap dijaga. Maka itu akan membuat inflasinya bakal lebih baik," ujar Kepala Kantor Perwakilan (Kpw) BI Kaltim ini. Terjadinya pembatasan pembelian barang di beberapa supermarket pun di respons Tutuk sebagai langkah yang tepat. Untuk mengantisipasi pembelian di luar batas. "Jadi yang kita harapkan memang jangan terjadi over buying. Itu yang dirugikan kita semuanya juga," tandasnya. Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir melalui kondisi ini. Selama pemerintah tidak membatasi akses barang masuk, kebutuhan logistik masyarakat akan tetap terpenuhi. Dalam kondisi seperti ini pun, kata Tutuk, masyarakat bisa menciptakan inovasi-inovasi kreatif dalam aktivitas ekonomi. Ia mencontohkan, kelangkaan beberapa produk kesehatan, seperti masker dan hand sanitizer. Kondisi ini bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai peluang bisnis. Misalnya dengan memproduksi hand sanitizer buatan atau masker sederhana yang bisa dijual kembali kepada masyarakat. "Ini kesempatan untuk mengembangkan kreativitas ekonomi. Kemarin ada saya baca, mahasiswa Unmul memproduksi hand sanitizer. Itu kan peluang," tandasnya. BPOM dan sumber-sumber kredibel lain juga sudah membagikan informasi bagaimana membuat hand sanitizer dan disinfektan. Peluang ini bisa dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber ekonomi baru. Seperti diketahui, melalui Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kaltim, Senin (16/3). Pemerintah provinsi (pemprov) telah menetapkan status local lockdown di Kaltim mulai, Selasa (17/3) kemarin. Meskipun status ini lebih mengarah pada social distancing. Yakni, pengurangan aktivitas keramaian. Seperti mengalihkan sistem kegiatan belajar mengajar di sekolah dan kampus ke sistem daring. Serta pengetatan keamanan bagi warga yang keluar masuk Kaltim. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait