BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) memastikan proses transisi tenaga kerja di proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan berjalan bertahap. Tanpa pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Pengurangan jumlah pekerja disebut terjadi secara alamiah. Seiring selesainya tahap konstruksi dan beralihnya proyek menuju fase operasi kilang.
Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menjelaskan bahwa RDMP Balikpapan merupakan pekerjaan berbasis proyek (project-based work), dengan lingkup dan waktu pengerjaan yang telah ditetapkan sejak awal.
"Seluruh tenaga kerja yang terlibat merupakan bagian dari kontraktor pelaksana dengan tanggung jawab ketenagakerjaan berada di masing-masing kontraktor."
"Seiring dengan penyelesaian tahapan konstruksi, jumlah pekerja akan berkurang secara alamiah dan proyek beralih ke fase operasi," jelas Asep dalam keterangan resmi yang diterima Nomorsatukaltim, pada Senin 20 Oktober 2025.
Memasuki fase operasional kilang, struktur kebutuhan tenaga kerja akan berubah.
Pertamina telah menyiapkan rekrutmen tenaga kerja operasi melalui mekanisme college shopping yang melibatkan perguruan tinggi di Balikpapan dan Kalimantan Timur.
Proses ini berjalan sejak masa proyek. Hal tersebut bertujuan supaya tenaga kerja yang direkrut siap menjalankan unit-unit baru saat kilang beroperasi penuh.
"Proporsinya akan didominasi tenaga kerja tetap dan profesional sesuai kualifikasi operasional kilang minyak. Namun sebagian tenaga pendukung tetap melibatkan penyedia jasa lokal sesuai kebutuhan," ucap Asep.
Ia pun menegaskan, Pertamina melalui PT KPB tetap berkomitmen membuka peluang bagi tenaga kerja lokal Balikpapan dan Kaltim.
Baik dalam jasa penunjang operasi maupun kegiatan maintenance berkala kilang.
Meski pengelolaan tenaga kerja proyek berada di tangan kontraktor, PT KPB bersama mitra kerja terus mendorong peningkatan kompetensi pekerja.
Beragam program pelatihan keselamatan dan keterampilan teknis telah dijalankan selama masa proyek.
Di antaranya melalui pelatihan K3, sharing session, diskusi teknis, hingga transfer knowledge langsung di lapangan. Program tersebut juga dikaitkan dengan budaya Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) perusahaan.
Beberapa program unggulan yang dijalankan, antara lain Kasih Paham Ndor, yakni pelatihan langsung untuk meningkatkan keterampilan teknis pekerja lapangan seperti bekerja aman di ketinggian, penggunaan alat gerinda, dan penanganan bahan kimia berbahaya.