Pada 17 September 1945, sejarah mencatat lahirnya Palang Merah Indonesia (PMI).
Lembaga ini dipelopori oleh dr. R. Mochtar, atas instruksi langsung Presiden Soekarno.
BACA JUGA:10 Pekerjaan Lulusan Teknik yang Banyak Dicari Perusahaan
PMI dibentuk untuk memberikan layanan kemanusiaan, khususnya bagi korban konflik dan masyarakat yang membutuhkan pertolongan medis.
Hingga kini, PMI tetap menjadi organisasi kemanusiaan terbesar di Indonesia yang kiprahnya tidak hanya diakui nasional, tetapi juga internasional.
- 30 September 1965, Gerakan 30 September (G30S/PKI)
30 September 1965, Indonesia diguncang peristiwa besar yang hingga kini masih menyisakan kontroversi. Bahkan menjadi perdebatan besar dan menjadi catatan buruk tragedi HAM terkelam dalam sejarah bangsa.
Dalam peristiwa tersebut, sejumlah jenderal TNI Angkatan Darat diculik dan dibunuh.
Pemerintah menyebut aksi itu dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), yang kemudian menjadi alasan lahirnya operasi militer besar-besaran untuk menumpas PKI di berbagai daerah.
Tragedi ini menjadi titik balik dalam politik Indonesia, membuka jalan bagi berakhirnya era Demokrasi Terpimpin Soekarno dan lahirnya Orde Baru di bawah Soeharto.
- 1 September 2025, September hitam
Yang terbaru adalah aksi 1 September 2025 yang terjadi di seantero negeri. Aksi ini bermula dari protes mahasiswa terkait naiknya tunjangan anggota DPR RI, namun rakyat tetap dibebankan pajak.
Disamping itu, protes rakyat justru dibalas sindiran balik oleh beberapa anggota DPR RI seperti Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya hingga Nafa Urbach.
BACA JUGA:Merdeka Pendidikan: Mimpi Panjang yang Mulai Nyata
Kemarahan massa semakin menjadi-jadi setelah dalam salah satu aksi, sebuah mobil barikade polisi justru melindas seorang pengendara driver ojek online (ojol) yang bernama Affan Kurniawan.
Massa pun semakin marah dan bertindak beringas hingga akhirnya, Presiden Prabowo mencabut sementara rencana kenaikan tunjangan dan gaji anggota DPR RI.
Belum cukup sampai disitu, rumah empat anggota DPR RI yang menyindir para rakyat tadi, justru dijarah habis-habisan.