“Jadi nanti dari Kampung Saleh, kita bentuk klaster-klaster yang bisa menjadi embrio Kampung Proklim nasional,” imbuhnya.
BACA JUGA: Andi Harun Bereaksi Keras terhadap Pernyataan DLH Kaltim soal Sampah Samarinda
BACA JUGA: DLH Samarinda Kebut Benahi Pengelolaan Sampah usai Dievaluasi KLHK
Untuk memberikan apresiasi atas keberhasilan masyarakat dalam mengelola sampah secara kolektif, Pemkot Samarinda juga memberikan sertifikat penghargaan dan uang pembinaan.
Uang pembinaan diberikan bertingkat, dengan nilai tertinggi Rp25 juta dan terendah Rp2 juta.
Program ini sekaligus menjadi bentuk insentif pemerintah kepada warga yang aktif menjaga lingkungannya melalui sistem pengelolaan sampah mandiri.
Meski belum dirinci, Iwan menyebutkan bahwa daftar lengkap 33 Kampung Salai peserta tahun ini berasal dari hasil seleksi dan evaluasi selama empat tahun pelaksanaan.
BACA JUGA: Dapat Penilaian Buruk Pengelolaan Sampah, DLH Kubar Mulai Berbenah, Ini yang Akan Dilakukan
BACA JUGA: 3 Perda Kunci Pengelolaan Sampah Balikpapan, Atur Sanksi Tertulis hingga Pidana
“Beberapa RT yang sempat belum juara utama di tahun-tahun sebelumnya diberikan kesempatan untuk ikut lagi, sehingga jumlah totalnya menjadi 33,” pungkasnya.
Dengan semangat pelestarian dan pemberdayaan masyarakat, Kampung Salai Lestari diharapkan menjadi gerakan kolektif warga kota untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.