Pencaker Balikpapan Butuh Sertifikat Kompetensi

Kamis 20-02-2020,21:48 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Didik Hariyanto. (Ryan/Disway) -- Balikpapan, DiswayKaltim.com - Kalangan akademisi menilai ijazah Perguruan Tinggi (PT) belum cukup menjadi syarat mencari pekerjaan di Balikpapan. Jumlah lowongan pekerjaan sedikit dan ekspektasi perusahaan yang tinggi membuat kompetisi persaingan pencaker semakin ketat. Begitu yang dialami para pelajar atau lulusan perguruan tinggi yang akhirnya ikut mengisi tingginya angka pengangguran di Kota Minyak. "Tingkat pengangguran di Balikpapan bisa teratasi dengan membuka lapangan pekerjaan dan mengundang peran serta investor," ucap dosen ekonomi Universitas Balikpapan (Uniba) Didik Hariyatno, Kamis (20/2). Apalagi dengan adanya rencana pemindahan ibu kota negara (IKN). Mestinya gairah bisnis yang meningkat bisa dimanfaatkan pemerintah untuk membuat program yang lebih kongkret, untuk menekan jumlah pengangguran. Menurut Didik, banyak sektor industri dan bisnis yang belum dimaksimalkan. Misalnya pariwisata dan industri kreatif. "Istilah yang sering saya pakai itu ABG. Yakni akademisi, bisnis dan government (pemerintah). Ini harus bersinergi," katanya. Begitu juga dengan sektor mikro dan menengah. Masih sangat bisa dioptimalkan untuk menekan laju pertumbuhan pengangguran. Baginya, ada dua kategori pencaker. Berijazah dan putus sekolah. "Kurikulum perguruan tinggi itu pasti ada pemagangan. Nah, itu diasah keterampilan mahasiswa di tempat magang. Jadi tolong jangan dipersulit masalah izin magang. Kalau yang tidak sekolah atau putus sekolah ini harus diarahkan. Bisa lewat BLK. Biar lebih kreatif mengisi sektor mikro, bekerja mandiri dan menghasilkan," tuturnya. Ketua Program Studi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (Stiepan) Ready Wicaksono mengatakan, selama ini civitas kampus selalu menyesuaikan kurikulum dan kebutuhan industri melalui prodi yang terkait dengan jurusan keilmuan masing-masing. Sehingga mahasiswa yang ikut dapat sertifikat kompetensi. Itu yang diharapkan bisa menunjang mahasiswa saat memasuki dunia kerja. "Kampus memberikan ilmu secara konseptual dan teoritis. Makanya saya rasa memang perlu ada penunjang," kata Ready. Ia menyebut, dulu sudah bisa diterima kerja di suatu perusahaan dengan modal ijazah. Sekarang harus punya keterampilan yang sesuai dengan posisi pekerjaan yang dinginkan. Meski begitu, Ready optimistis masa depan lulusan perguruan tinggi di Kota Beriman dapat bersaing. Mengingat kota yang kondusif ini masih sangat layak bagi para investor. Untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. (ryn/hdd)

Tags :
Kategori :

Terkait