Dongkrak Hilirisasi Riset, Kemendiktisaintek Suntik Anggaran Hingga Rp 1,8 Triliun

Rabu 18-06-2025,16:36 WIB
Reporter : Mayang Sari
Editor : Baharunsyah

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Komitmen Pemerintah pusat dalam mendorong kesejahteraan di bidang pendidikan akhirnya terealisasi.

Hal ini dibuktikan dengan peningkatan anggaran riset serta pengabdian masyarakat di perguruan tinggi, yang dinaungi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kemdiktisaintek).

Hal ini disebutkan Wakil Menteri Kemdiktisaintek, Stella Christie. Dia membeberkan bahwa kementerian menginginkan penerima manfaat dapat menggunakan dana tersebut, untuk penelitian yang berdampak langsung bagi masyarakat secara luas.

"Dana untuk riset dan pengabdian masyarakat yang sudah diluncurkan berasal dari APBN. Namun, satu bulan yang lalu kami juga bekerja sama dengan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) untuk menambah dana sebesar Rp1,8 triliun," ungkap Stella Christie, Rabu (18/6/2025).

BACA JUGA:Wamen Stella Apresiasi Program GratisPol Pendidikan Pemprov Kaltim

BACA JUGA:Angka Putus Sekolah di Kutim Tertinggi di Kaltim, Bupati Ardiansyah Tidak Sependapat, Katanya....

Pendidikan berbasis riset menurut profesor di Departemen Psikologi, Universitas Tsinghua itu adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan.

Sebab, riset berawal dari upaya untuk menjawab sebuah masalah.

"Jawaban yang dihasilkan sebuah riset bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, pemerintah, serta industri," ujarnya.

Tridarma perguruan tinggi, menurut Stella seharusnya berbasis riset. Mulai dari pengajaran berbasis riset, pengabdian masyarakat berbasis riset, hingga kewajiban penelitian pun harus berbasis riset.

Stella mencontohkan Silicon Valley di Amerika Serikat, menjadi salah satu contoh konkret. Kawasan di utara California tersebut dikenal sebagai tempat lahirnya inovasi teknologi ulung. Mulai dari Facebook, Google hingga OpenAI, perusahaan pemilik ChatGPT.

"Stanford bahkan menyediakan lahan untuk Stanford Research Park, yang kemudian dihuni oleh banyak perusahaan teknologi dan startup. Semua itu karena ada Stanford University berada di kawasan tersebut. Stanford memprioritaskan keterlibatan mahasiswa dalam riset," ujarnya.

Direktur Child Cognition Center itu juga menyebutkan bahwa selama ini perguruan tinggi di Indonesia kurang memperhatikan riset sebagai basis pendidikan. Padahal upaya tersebut telah berlangsung di negara-negara maju.

BACA JUGA:Fenomena Unik Balikpapan, Pengangguran Naik, tapi Kemiskinan Terendah se-Indonesia

Menurut Stella, saat ini banyak perguruan tinggi yang sudah memiliki berbagai prototipe hasil penelitian, namun belum banyak yang dimanfaatkan dalam skala industri.

Kategori :