Melalui akun Instagram pribadinya, @djdiahkrisna, ia menjelaskan bahwa dirinya bukanlah siswa maupun alumni dari sekolah tersebut.
BACA JUGA: Ombudsman Ungkap Pungutan Ilegal di Sekolah Negeri Kaltim, Dorong Terbitkan Aturan Resmi
Diah mengatakan, kehadirannya adalah undangan dari panitia acara yang merupakan inisiatif kolektif para siswa.
“Saya hanya diundang untuk tampil. Acara ini juga dibayar dari hasil patungan siswa, bukan dari pihak sekolah,” jelas Diah.
Ia juga menegaskan bahwa semua siswa pulang dalam keadaan tertib setelah acara berakhir.
Menanggapi kegaduhan ini, Kepala Bidang SMK Disdikpora Bali, Crisna Adijaya, turut angkat suara.
BACA JUGA: Persiapkan Bonus Demografi, Berau Genjot Program Sekolah Siaga Kependudukan
BACA JUGA: Pemkab PPU Siapkan Lahan 6,7 Hektare untuk Pembangunan Sekolah Rakyat
Ia mengonfirmasi bahwa acara tersebut memang terjadi di SMKN 1 Tejakula dan merupakan inisiatif komunitas siswa kelas XII.
Menurutnya, penampilan DJ yang mengenakan pakaian mirip seragam siswa menimbulkan kesan keliru.
“Itu adalah bentuk ekspresi komunitas siswa di SMKN 1 Tejakula. Mungkin dalam framing sesaat terlihat kurang baik, tapi setelah diklarifikasi guru, siswa, dan artis bahwa seragam yang digunakan artis mirip siswa sehingga kesan yang ada kurang baik,” ujar Crisna.
Ia menambahkan, pesta tersebut tidak berada dalam pengawasan langsung pihak sekolah.
BACA JUGA: Keselamatan Anak Sekolah di Balikpapan Diuji di Tengah Padatnya Lalu Lintas
BACA JUGA: Samarinda Siapkan Sekolah Unggulan Bertaraf Internasional
Meski demikian, Disdikpora Bali akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap acara seremonial semacam ini, agar ke depannya lebih mengedepankan nilai-nilai edukatif, lingkungan, dan budaya Bali.