Fransisco Torres salah satu punggawa asing Borneo FC musim ini. (Tebe/DiswayKaltim)
Kukar, DiswayKaltim.com - Perburuan pemain asing Borneo FC Samarinda sudah usai menyusul kedatangan Nuriddin Davronov. Pemain Tajikistan tersebut melengkapi slot asing Pesut Etam setelah Javlon Guseynov dipertahankan klub, serta dua rekrutan baru asal Brazil, Fransisco Torres dan Diogo Campos.
Menariknya, keempat punggawa asing Borneo sama-sama sudah pernah merasakan atmosfer Liga 1 Indonesia selama semusim. Terlepas Davronov tidak bermain selama semusim penuh bersama Madura United lantaran cedera.
Rupanya faktor ini yang menjadikan landasan Borneo FC merekrut mereka. Pasalnya, Borneo pernah punya pengalaman buruk dengan mendatangkan pemain asing yang belum pernah merumput di Indonesia dan berakhir flop.
Menguliti secara singkat, keempat punggawa asing Pesut Etam memang seperti dilahirkan untuk bermain di Indonesia. Javlon Guseynov adalah tembok kokoh Borneo musim lalu. Penampilan apiknya bersama Wildansyah membuat Borneo menjadi tim ketiga dengan jumlah kebobolan paling sedikit.
Namun pemain 28 tahun tersebut cenderung punya karir yang biasa saja di negara asalnya, Uzbekistan. 7 musim bermain di Superliga Uzbekistan bersama 4 tim berbeda, Javlon hanya bermain sebanyak 30 kali dengan durasi 2.593 menit. Berbanding dengan karirnya di Indonesia.
Hanya semusim, Javlon sudah mencatatkan 32 penampilan di Liga 1 Indonesia (2880 menit). Termasuk 4 caps di Piala Indonesia, dan 3 kali bermain di Piala Presiden. Dan baru di Indonesia lah, Javlon mampu membuat gol sepanjang karir profesionalnya yakni sebanyak 3 gol untuk Borneo FC musim lalu.
Beralih ke rekrutan asing pertama musim ini, Fransisco Torres. Pemain 30 tahun ini, sebelum membela Borneo sudah bermain di 14 klub sepanjang karirnya. 12 diantaranya adalah klub asal luar negeri. Torres memiliki karir yang cukup komplek. Pernah bermain di Brazil, Finlandia, Swedia, Romania, hingga Yordania. Tapi pencapaiannya sungguhlah minor.
Dari 9 tahun bersama 12 klub, Torres hanya membuat 32 penampilan dengan raihan 15 gol. Bandingkan dengan penampilannya di Liga Indonesia bersama Badak Lampung dan Barito Putra, dalam semusim ia mampu menceploskan 12 gol.
Hal serupa juga dialami Diogo Campos. Meski menit bermain Campos bersama mayoritas tim asal Brazil cukup banyak yakni 119 laga, namun produktivitas golnya sangat rendah. Pemain 29 tahun itu hanya bisa membuat 13 gol, 9 umpan. Sedangkan semusim di Indonesia, ia bermain sebanyak 28 gol, dengan raihan 10 gol dan 9 umpan.
Berbeda cerita dengan Davronov, pemain ini punya catatan minor di level klub dengan berdasar catatan Transfermarkt, ia baru bermain sebanyak 33 laga dengan 15 kali diantaranya bersama Madura United. Namun di level timnas, ia punya catatan mayor. Ia sudah bermain sebanyak 64 kali untuk negaranya.
Melihat track record pemain asing Borneo FC Samarinda di atas, maka keputusan tim asal Samarinda tersebut bisa dibilang tepat. Lantaran keempatnya punya rekam karir yang menonjol di liga tanah air.
"Secara garis besar mungkin proses adaptasinya lebih cepat ya. Karena sudah tahu sepak bola Indonesia seperti apa ya, cuaca juga udah lebih paham. Mungkin itu nilai plusnya," kata Asisten Pelatih Borneo FC Samarinda, Ahmad Amiruddin, usai latihan, Jumat (7/2).
Untuk merekrut Torres, Campos, dan Davronov, serta mempertahankan Javlon, dilakukan dengan proses yang panjang. Kriteria utama yang ingin dicapai dalam perekrutan pemain asing adalah bahwa kualitas mereka harus berada di atas pemain lokal.
"Merekrutnya itu sesuai dengan kebutuhan tim, saya pikir karena mereka punya kualitas makanya kita rekrut. Memang kita harap dia jadi contoh untuk pemain lokal. Jadi pemain asing itu kita rekrut kualitasnya harus selalu di atas pemain lokal. Alhamdulillah dari beberapa hari latihan ini, mereka cukup menonjol," lanjutnya.
Amir mengemukakan bahwa tim pelatih punya ekspektasi yang tinggi terhadap 4 pemain asing ini. Baik Torres, Campos, dan Davronov setidaknya bisa mengikuti jejak Javlon yang bermain sesuai ekspektasi klub, dan dipertahankan di musim selanjutnya. (ava/fdl)