KUKAR, NOMORSATUKALTIM – Debat publik pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kukar menyoroti tema tata kelola dan kepemimpinan profesional. Debat digelar di Gedung Bela Diri, Komplek Stadion Aji Imbut, pada Rabu (9/4/2025).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari putusan Mahkamah Konstitusi, dengan fokus utama pada pembangunan inklusif, khususnya peran perempuan dalam sektor formal dan ekonomi hijau.
Moderator membacakan data dari BPS Kalimantan Timur yang menunjukkan indeks ketimpangan gender (IKG) Kutai Kartanegara berada di angka 0,491.
Menurut moderator, ekonomi Kukar saat ini masih didominasi pertambangan dan perkebunan. Kondisi tersebut menyebabkan dominasi tenaga kerja laki-laki lebih tinggi.
BACA JUGA:APBD Jumbo, Tapi Jalan Tetap Rusak? Ini Kata 3 Paslon PSU Pilkada Kukar
Akibatnya, banyak perempuan hanya bekerja di sektor informal. Pendapatan dan perlindungan sosial yang mereka terima pun lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Dalam debat, para pasangan calon diminta memaparkan langkah konkret untuk memastikan perempuan mendapat manfaat ekonomi setara, serta perlindungan sosial di sektor formal, termasuk ekonomi hijau.
Pasangan calon nomor urut 02, melalui calon wakil bupati Akhmad Zais (Aza), menyatakan bahwa sumber daya alam Kukar sangat melimpah.
"Kita punya minyak, gas bumi, emas, bahkan batu bara," ujar Aza membuka pernyataannya.
Namun, ia mengakui bahwa sebagian besar masyarakat Kukar belum benar-benar menikmati hasil kekayaan alam tersebut.
"APBD besar belum cukup jika tidak dibarengi dengan peningkatan PDRB dan investasi," tegas Aza.
BACA JUGA:Cekcok Soal Rumah Ibu, Warga Kukar Nyaris Bacok Adik Kandung Sendiri
Aza menyebut dirinya bersama calon bupati Awang Yacoub Luthman (AYL) akan menggenjot masuknya investasi melalui optimalisasi luas wilayah Kukar.
AYL menambahkan bahwa pihaknya menyiapkan program industri berbasis pertanian dan sumber daya lokal yang dapat diakses oleh perempuan.
"Kami akan kembangkan industri stevia, kelorisasi, dan madu kelulut untuk menopang ekonomi keluarga," ujar AYL.