“Tenaga kerja tidak hanya harus fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga harus mengembangkan potensi holistik mereka untuk dapat bersaing di dunia kerja yang semakin kompleks,” kata Yassierli.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, sektor informal di Indonesia masih mendominasi lapangan pekerjaan, sementara tingkat pendidikan tenaga kerja di Indonesia sebagian besar masih tergolong rendah, yaitu hanya sampai tingkat SD atau SMP.
BACA JUGA : Pesut Mahakam Sisa 62 Ekor, Pj Gubernur Kaltim Tegaskan untuk Tingkatkan Pengawasan dan Pelestarian
Hal ini menunjukkan tantangan besar dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia untuk dapat bersaing di pasar kerja global yang semakin kompetitif.
Mengingat hal ini, Menteri Yassierli mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam membangun ekosistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan teknologi.
Ia mengajak dunia akademis, industri, dan pemerintah untuk berkolaborasi dalam menciptakan program pelatihan dan pengembangan yang dapat membantu tenaga kerja Indonesia untuk memperbarui keterampilan mereka sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan sektor ketenagakerjaan Indonesia dapat lebih siap menghadapi perubahan dan tantangan yang ada di masa depan.