Disperin Samarinda Bangun Sentra Industri Baru

Jumat 24-01-2020,17:01 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Kepala Disperin Muhammad Faisal. (Khajjar/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com –Dinas Perindustrian (Disperin) Kota Samarinda akan membangun sentra industri baru di Kota Tepian. Kepala Disperin Muhammad Faisal menyebut selama ini sentra industri yang ada di Samarinda tumbuh secara alami. Seperti amplang dan sarung tenun di Samarinda Seberang. “Tumbuh secara alami artinya bukan dikoordinir. Kami hanya membina dan menjaga itu. Kami akan membangun sentra buatan targetnya di 2020-2021 ini,” kata Faisal, Kamis (23/1). Faisal menjelaskan, yang dimaksud dengan sentra industri adalah suatu kawasan dalam radius 10 km memiliki 10 hingga 20 jenis usaha yang sama. Adapun rencana sentra industri yang akan dibangun, di antaranya adalah sentra industri kapal tradisional, pengolahan minyak atsiri, pengolahan ikan, dan revitalisasi sentra industri tahu dan tempe. “Insya Allah nanti kami bikin kajiannya untuk sentra perahu kayu, di Selili. Cukup banyak pembuat kapal kayu di sana,” ujarnya. Untuk sentra industri pengolahan minyak atsiri, rencananya akan dibangun di Kelurahan Bukuan Samarinda Seberang. Karena di sana sudah ada petani nilam dan serai yang siap diberdayakan. Minyak atsiri sendiri adalah minyak wangi yang dapat berfungsi sebagai pewangi, aroma terapi, dan pengharum ruangan. “Tahun ini mau dirintis, triwulan pertama kita akan kirim petani ke Bogor untuk belajar. Kita juga akan siapkan alat penyulingannya,” sebut Faisal. Sementara untuk sentra produksi tahu dan tempe, Faisal menyebut, bukan membangun. Melainkan merevitalisasi industri rumahan yang sudah ada. Untuk kemudian dipindahkan ke sentra yang baru. Terutama sentra produksi tahu dan tempe yang ada di Pasar Segiri. Rencananya akan dipindahkan secara terpusat ke Lok Bahu. Sementara untuk sentra industri pengolahan ikan, sudah di bangun di bawah Jembatan Mahkota 2. Produk-produk olahan ikan seperti amplang, bakso, dan ikan frozen. Selain itu, Disperin juga akan melakukan pembinaan produk yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Memberikan sertifikasi kompetensi, pengurusan hak kekayaan Intelektual (HAKI) atau hak paten pada merek produk,  dan label halal. “Kita dorong sekarang semua produksi harus halal, higienis, dan punya ruang industri yang sehat,” sebut Faisal. Pembangunan sentra industri juga diharap dapat memberikan dampak sosial ekonomi pada masyarakat. Mulai dari pembukaan lapangan kerja dan penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kota Samarinda. Namun diakui Faisal, membangun sentra industri bukan tanpa kendala. Pertama adalah mahalnya biaya produksi dan upah tenaga kerja. “Di Samarinda biaya hidup tinggi, sehingga pegawai nggak mau digaji murah. Jadi kalau mau produksi tapi biaya nanggung, bisa rugi,” keluhnya. Kedua, Samarinda masih ketergantungan bahan baku dari Jawa, yang juga menambah biaya produksi. Meski begitu, Faisal tetap optimistis dengan tekad dan kerja sama semua pihak sentra industri baru bisa dibangun di Samarinda yang akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kota ini. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait