Industri Kecil dan Menengah Terus Tumbuh

Jumat 24-01-2020,16:42 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda, Muhammad Faisal. (Khajjar/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com – Pertumbuhan sektor industri kecil dan menengah (IKM) di Samarinda terus mengalami peningkatan yang positif. Dari data Dinas Perindustrian Kota Samarinda, tercatat dalam tiga tahun terakhir, jumlah IKM terus bertambah. Meskipun, Kepala Dinas Perindustrian Kota Samarinda Muhammad Faisal mengatakan, IKM adalah sektor usaha yang tidak stabil. “Sifatnya bisa tumbuh, berkembang, dan mati. Silih berganti saja. Jadi kalau saya bilang naik, ya enggak juga, karena pasti juga ada yang hilang,” ujarnya, Kamis (23/1). Tercatat, pada 2017 jumlah sektor IKM di Samarinda sebanyak 1.406 jenis usaha. Pada 2018 meningkat menjadi 1.430 jenis usaha. Data sementara, tahun 2019 meningkat lagi hingga 1.713 jenis usaha. Yang terbagi ke dalam empat sektor jenis usaha. Pertama, adalah jenis usaha di bidang logam, mesin, perekayasaan, ekektronik dan alat transportasi. Kedua jenis usaha aneka. Ketiga jenis usaha dalam bidang hasil hutan, kimia, dan bahan bangunan. Dan terakhir, jenis usaha dalam bidang agro atau kuliner. “Kenapa jumlahnya banyak karena ini kan semua sektor,” sambung Faisal. Faisal menyebut, jumlah IKM dari data di atas adalah jenis usaha formal yang sudah terdaftar dan memiliki izin. Di luar sana, sebut Faisal, masih banyak jenis usaha non formal yang tidak berizin. Meningkatnya sektor industri juga berdampak pada jumlah serapan tenaga kerja. Dalam dua tahun terakhir, sektor IKM menyerap kurang lebih 900 orang tenaga kerja baru. Faisal mengatakan, potensi pengembangan IKM di Samarinda masih sangat besar. Karena selama ini, kota tepian ini masih banyak memasok bahan kebutuhan masyarakat baik pangan, dan pakaian dari luar daerah. “Coba tutup semua jalan akses masuk Samarinda. Dalam seminggu, akan kesulitan orang Samarinda ini. Karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Telur, beras, sayur, kan kita pasok dari luar. Kenapa kita nggak buat di dalam ? Artinya, kan masih ada potensi,” kata pria yang juga dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP Unmul ini. Faisal menambahkan, untuk membangun industri baru di Samarinda, harus mengubah mindset warga yang cenderung manja dan konsumtif. Serta menumbuhkan rasa bangga terhadap produk asli dalam daerah. “Coba lihat, orang lebih sering minum Aqua. Padahal kita punya Sijiro yang asli produk sini (Samarinda, Red). Airnya dari Lempake sana,” sebutnya. Ia pun berharap jiwa wirausaha dan etos kerja masyarakat Samarinda bisa terus ditingkatkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan sejalan dengan kesejahteraan masyarakat. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait