Firmanuddin mengaku Perbasasi Kaltim masih mengupayakan keberangkatan atletnya ke PON Papua (Tebe/ Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Penurunan prestasi yang dialami cabor di bawah naungan Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (Perbasasi) Kaltim di ajang Pra PON kini berimbas panjang. Padahal pada PON Jabar tahun 2016 lalu softball mendapat medali perunggu sementara baseball menempati peringkat keempat. Namun pencapaian kedua cabor di Pra PON malah turun drastis. Baseball menempati posisi ke-5, sementara softball berada diperingkat ke-6. Memang, batas minimal cabor lolos ke ajang PON adalah peringkat keenam. Hanya saja, jauh-jauh hari Pemprov Kaltim sudah membuat keputusan untuk hanya memberangkatkan atlet dari zona medali (peringkat 1-3) saja ke Papua. "Sampai sekarang kami masih menunggu keputusan KONI Kaltim terkait keberangkatan kami ke PON Papua. Walau lumrahnya peringkat enam lolos ke PON, tapi Pemprov hanya akan mengirimkan atlet dari zona medali saja," kata Sekum Pengprov Perbasasi Kaltim, Muhammad Firmanuddin, Selasa (22/1/2020). Firmanuddin memahami bahwa aturan hanya memberangkatkan atlet dari zona medali itu didasari bahwa pembiayaan untuk PON Papua sangat besar. Terlepas nantinya Papua akan memberi bantuan akomodasi, transportasi, dan konsumsi. Sambil menunggu keputusan KONI Kaltim, Perbasasi tetap menyiapkan atletnya melalui latihan rutin. Walau diakui Firman, atletnya sudah mulai gamang akan nasib mereka. "Setelah uji fisik, mereka kan dengar-dengar cerita dari temannya di cabor lain. Karena mereka tidak ikut uji fisik, jadi atlet mulai gamang," cerita Firman. Untuk itu Firman berharap agar KONI Kaltim segera memberi keputusan terkait iya tidaknya mereka berangkat ke Papua. Apa pun jawaban KONI nantinya, setidaknya akan mengakhiri masa penantian ini. Bersedia Membayar Sendiri Perbasasi siap dengan skenario jika mereka harus menanggung biaya transportasi ke Papua sendiri. Dengan catatan cabor baseball dan softball Kaltim didaftarkan sebagai kontingen resmi Kaltim. "Kami bersedia jika harus membayar transportasi sendiri. Tapi masalahnya kalau tidak terdaftar sebagai kontingen Kaltim, tidak bisa. Harus didaftarkan dulu," kata Firman. Hal ini dianggap Firman bisa menjadi solusi jika memang kondisi keuangan yang jadi alasan pembatasan atlet yang diberangkatkan. Namun kata Firman, itu baru wacana di tubuh Perbasasi. "Itu pemikiran kami. Saya belum tahu dengan cabor lain. Memang untuk cabor beregu seperti kami pembiayaannya sangat besar. Sebagai contoh, untuk satu kali keberangkatan Kaltim ke Jakarta saja sudah menghabiskan Rp 300 juta," kata Firman. Tak ada jaminan, lanjut Firman, cabor dari zona peringkat tak bisa meraup medali di PON. Untuk itu Perbasasi akan berusaha sebisa mungkin untuk ambil bagian di PON Papua. Terkait penurunan prestasi ini Firman menyebut dikarenakan pemberlakuan batasan umur. Saat ini prestasi cabor baseball dan softball dari seluruh Indonesia mengalami naik turun karena sebelumnya memakai aturan bebas usia, sekarang dibatasi hanya usia di bawah 23 tahun. (ava/fdl)
Softball dan Baseball Kaltim Masih Menggantung
Selasa 21-01-2020,22:11 WIB
Editor : admin7 diskal
Kategori :