Kaltim Kembangkan Komoditas Ekspor Non Migas dan Batu Bara

Selasa 21-01-2020,12:03 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kaltim, Heni Purwaningsih. (Khajjar/Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kaltim saat ini sedang gencar mendorong ekspor non migas dan batu bara. Sesuai dengan visi misi gubernur Kaltim untuk mentransformasi pertumbuhan ekonomi ke sumber daya terbarukan dan berkelanjutan. "Jadi kita ingin mendorong ekspor non migas dan non batubara," ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kaltim, Heni Purwaningsih, Senin (20/1). Heni menyebut, Kaltim memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditas ekspor dari sektor perkebunan, pertanian, perikanan, dan industri olahan. Ia bersama pihaknya sedang bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mendata komoditas-komoditas tersebut di masing-masing daerah. "Kami akan melakukan kunjungan kerja ke  kabupaten/kota se-Kaltim untuk mendapatkan data potensi unggulan," sambung Heni. Dari data tersebut, kemudian pihaknya akan memberikan program pendampingan untuk menciptakan eksportir baru. Sekaligus menyiapkan komoditas, pelaku usaha, produk siap ekspor, dan pangsa pasar luar negeri. Heni menyebut, beberapa komoditas yang sudah siap ekspor saat ini, di antaranya adalah rumput laut, cangkang sawit, kelapa dalam, dan minyak bekas atau minyak jelantah. "Sudah berjalan ini. Rumput laut sudah diekspor ke Korea, kelapa dalam ke India, dan minyak bekas ke Belanda," tuturnya. Disperindagkop juga memfasilitasi  business matching. Yakni pertemuan antara eksportir dengan buyer luar negeri untuk menjalin transaksi perdagangan. Dalam Forum Trade Expo yang diselenggarakan oleh Kementerian perdagangan di Jakarta. "Business matching itu terbuka. Kita punya potensi apa, kemudian masuk di pasar mana. Ada dil, ada transaksi," tuturnya. Heni juga menyebut, permintaan luar negeri terhadap ekspor komoditas pangan dari Kaltim cukup tinggi. "Masing-masing negara karakteristiknya beda. Kayak China sukanya rumput laut. India kelapa dalam." Namun Heni mengaku, ia bukan berorientasi pada permintaan pasar. Melainkan pada potensi komoditas. "Kita lihat dulu produk apa yang kita punya, baru cari pangsa pasarnya," jelasnya. Disperindagkop juga melakukan upaya pendampingan dalam proses perizinan dan sertifikasi produk ekspor. Apalagi saat ini, regulasi perizinan sudah terintegrasi dalam perizinan usaha satu pintu. Yang harus diakses melalui Online Single Submission (OSS). "Kita bantu mengakses OSS. Termasuk sertifikasi produk perikanan dan pertanian dari balai karantina," ujar Heni Sementara untuk pengiriman produk ekspor, Disperindagkop mendorong eksportir untuk melakukan pelayaran melalui Kaltim Kariangau Terminal (KKT). Dengan sistem Direct Call langsung ke negara tujuan. "Proses pelayarannya kita sambungkan ke KKT. Kita upayakan ada keringanan untuk biaya pelayaran," tutupnya. (krv/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait