Potensi Kaltim di Kepulauan Derawan

Kamis 16-01-2020,09:46 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

SECARA nasional, pariwisata masuk dalam tiga besar sektor penyumbang devisa negara. Selain Crude Plam Oil (CPO) dan batu bara. Kalimantan Timur (Kaltim), bisa mencontoh dengan mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber ekonomi baru. "Masa depan Kaltim ada di pariwisata, ini adalah industri yang punya nilai tambah," ujar Tutuk Setya Hadi Cahyono, kepala Perwakilan BI Kaltim, Rabu (15/1). Ia menyebut, sektor pariwisata dapat menyumbang devisa sekaligus mengurangi defisit transaksi berjalan. Karena selama ini, ekspor Indonesia masih lebih rendah dibanding dengan impornya. Sehingga menyebabkan defisit neraca perdagangan. "Nah defisit neraca perdagangan itu, bisa ditutup oleh pariwisata. Kuncinya, wisatawan mancanegara harus tinggal lebih lama dan belanja lebih banyak, agar uang-uang dari luar negeri itu, masuk ke kita," jelasnya. Tutuk menyebut, potensi wisata Kaltim yang bisa menarik wisatawan mancanegara adalah Kepulauan Derawan. Sebagai pusat wisata bahari. Hal senada juga disampaikan Ahmad Herwansyah, kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim. Dia menyebut, Kepulauan Derawan adalah wisata unggulan nomor satu di Bumi Etam. Karena sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). "Derawan nomor satu. Baru disusul Kukar (Kutai Kartanegara), karena pesut ada di sana, ada Museum Mulawarman dan Pulau Kumala," ujar pria yang akrab disapa Iwan ini, Rabu (15/1). Pariwisata sebagai sektor ekonomi baru bagi Kaltim bukan isapan jempol belaka. Data dari Dinas Pariwisata (Dispar) memperlihatkan, pendapatan pariwisata dari seluruh kabupaten/kota di Kaltim mencapai Rp 335.439.775.116 pada tahun 2018. Tentu ini masih bisa ditingkatkan dengan pengembangan lebih lanjut. Namun dari segi jumlah wisatawan malah mengalami penurunan. Tercatat, pada 2018 jumlah wisatawan Kaltim mencapai 6.944.189 orang. Terdiri dari 6.888.586 juta wisatawan nusantara dan 55.603 ribu wisatawan mancanegara. (selengkapnya lihat grafis) Sedangkan pada 2019 jumlah wisatawan mengalami penurunan menjadi 6.761.479. Terdiri dari 6.693.841 wisatawan nusantara dan 67.578 ribu wisatawan mancanegara. Iwan menyebut aksebilitas, direct flight, cuaca, hingga bencana kebakaran hutan menjadi penyebabnya. "Malah sempat juga ada isu mau tsunami lah di Kaltim, itu kan mempengaruhi juga orang mau datang ke sini," ungkapnya. Ia pun bersama pihaknya akan berusaha meningkatkan sektor pariwisata di tahun 2020 dengan memperbanyak event-event dan atraksi pariwisata. "Untuk 2020, kita sudah siapkan 62 event pariwisata, itu yang sudah pasti waktunya, yang belum terdata, masih banyak lagi," tutupnya. (krv/app)

Tags :
Kategori :

Terkait