Untuk mempermudah proses, dua alat berat serta puluhan personel dikerahkan.
Ipda Sangidun mengatakan bahwa petugas menargetkan sisa-sisa bangkai paus yang belum tertangani bisa segera dibakar pada malam hari.
"Kami upayakan malam ini sisa bangkai akan selesai dibakar hingga menjadi arang dan debu," ungkapnya.
Dengan selesainya proses ini, diharapkan bau tidak sedap bisa dihilangkan dan risiko kontaminasi lingkungan dapat diminimalisasi.
Dalam penanganan mamalia laut yang terdampar ini, Satgas Gabungan telah mempertimbangkan tiga opsi, yakni penguburan di darat, penenggelaman, atau pembakaran di lokasi.
Setelah mempertimbangkan situasi di lapangan, metode pembakaran dianggap paling efektif.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin selama hampir tujuh hari, namun kami perkirakan butuh hingga sepuluh hari agar proses evakuasi selesai sepenuhnya," jelas Ipda Sangidun.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh personel yang terus bekerja keras hingga malam hari demi kelancaran evakuasi bangkai paus.
BACA JUGA:Paus Sperma 40 Ton Mati di Pesisir Pantai Balikpapan, Evakuasi Terkendala Pasang Surut Air Laut
Sebelumnya, upaya untuk menarik paus tersebut kembali ke perairan dalam menggunakan kapal sempat dilakukan, namun gagal karena kondisi pasang surut air laut yang tidak mendukung.
Ahli dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Pontianak, Hetty P Effendi, mengatakan bahwa paus tersebut telah mati setelah diamati selama lebih dari setengah jam. Tim juga mengambil sampel dari bangkai untuk mengetahui penyebab kematian paus.
Rencana selanjutnya adalah penguburan paus di lokasi terdampar dengan memotong-motong bangkainya.
BACA JUGA:Kronologi Paus Sperma Terdampar di Perairan Balikpapan, Berat Diperkirakan 40 Ton
Proses ini akan melibatkan alat berat dari BKSDA dan instansi terkait.
Sebelumnya, paus ini sempat dikembalikan ke laut, namun akhirnya kembali terdampar di tempat yang sama.
Ini bukan pertama kalinya Balikpapan menjadi lokasi terdamparnya paus.