Mulai Agustus hingga Desember 2024, Indonesia mendapat free trial dari China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) dan menggunakan skema buy the service.
CRRC menyebutkan, kereta otonom tersebut memiliki kecepatan maksimum 70 km/jam. Berbeda dengan moda transportasi kereta lain, ART ini tidak berjalan di atas rel konvensional.
Sebagai informasi, transportasi tersebut diperkenalkan pada Oktober 2017 di Kota Zhuzou, Provinsi Hunan, dan mulai beroperasi pada 2018 lalu.
Kereta otonom ini dapat beroperasi di jalan raya, seperti kendaraan bermotor lainnya melalui lintasan virtual yang telah ditentukan sebelumnya pada sistem.
ART juga dilengkapi sensor dan radar pada seluruh sudutnya yang memungkinkan pengoperasian tanpa awak (driverless).
BACA JUGA : Pertamina Rilis Harga Baru BBM per 10 Agustus, Simak Daftarnya Berikut ini
Sensor-sensor tersebut juga berfungsi untuk mengidentifikasi lintasan virtual serta memantau kondisi jalan.
Selanjutnya, kereta otonom juga dilengkapi dengan sistem persinyalan yang dirancang untuk memprioritaskan kereta pada jalan raya.
Kereta otonom akan memberikan instruksi ke lampu lalu lintas, 100 meter sebelum tida di persimpangan untuk menyesuaikan pergerakan lalu lintas dan memprioritaskan ART melintas tanpa halangan.
Selain itu ART merupakan moda transportasi berbasis listrik yang disalurkan melalui baterai.
BACA JUGA : Kacau Media Site Visit IKN, Acara Molor, Wartawan Kelaparan
Dalam praktiknya, setiap stasiun kereta otonom dilengkapi oleh perangkat pengisian daya cepat (fast charging).
CRRC menyebut saat ini, daya pengisian maksimum ART mencapai 1000 Ampere.
Dengan pengisian daya selama 10 menit, kereta otonom buatan CRRC disebut dapat menempuh jarak mencapai 25 km.