“Membangun bukan asal-asalan tapi secara sungguh-sungguh dari data yang dikumpulkan, bukan katanya,” tegas Daniel.
Big data yang dimaksud Daniel, ialah data base dalam segala bidang. Misalnya, dalam bidang pendidikan dapat dilihat di big data pendidikan Kota Samarinda.
“Contohnya, Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Samarinda, nanti dari big data kita tahu letak sekolah itu di mana, jumlah siswanya berapa, infrastruktur yang dimiliki berapa. Kemudian arah dari pembangunan sekolah itu bagaimana, serta apa saja yang belum disentuh oleh pemerintah,” urainya.
“Bagaimana kita bisa membangun secara komprehensif, kalau big data itu belum kita punya. Akan bisa (membangun), tapi parsial. Makanya saat ada big data jadi punya prioritas. Mana saja yang harus didahulukan,” tandasnya.
BACA JUGA: Andi Harun Sudah Kantongi Tiga Nama Calon Pendampingnya
Di sisi lain, pimpinan PT Cahaya Fajar Kaltim itu juga menerangkan big data di bidang ekonomi. Seperti penanaman modal asing atau dalam negeri. Dari big data tersebut akan terlihat investor yang masuk ke Samarinda.
“Kita lihat ternyata di daerah pojok Samarinda masih memungkinkan untuk membuat suatu industri. Tetapi itu bisa di jawab dengan big data dan membangunnya tidak gampang perlu orang-orang yang paham di ilmu teknologi,” pungkasnya.
Sebagai informasi, riwayat pendidikan yang telah ditempuh oleh Daniel Mahendra Yuniar. Di antaranya, SDN Padaan 1 Blora, Jawa Tengah (1988-1994); SMPN 2 Gabus, Blora, Jawa Tengah (1994-1997); SMUN 1 Tunjungan, Blora, Jawa Tengah (1997-2000); Sarjana Perikanan (2001-2005), Universitas Mulawarman Samarinda; Magister Humaniora (2012-2014) di Universitas Merdeka Kota Malang. (*)