Diskusi juga bisa dilakukan setelah anak mengikuti kegiatan tersebut.
"Apa yang menyenangkan? Apa yang tidak menyenangkan? Apa yang dipelajari selama kegiatan?" contohnya.
BACA JUGA : Inilah Destinasi Wisata di Mahulu yang Wajib Anda Kunjungi! Warga IKN Harus Tahu!
Dengan begitu, anak bisa mengetahui dan menilai hal-hal menarik serta manfaat dan kekurangan dari setiap kegiatan tersebut.
Belajar selama liburan juga dapat dilakukan melalui hal-hal kecil, seperti mengajak mereka mengunjungi pasar, terminal, taman baca, taman bermain, dan sebagainya.
Pengalaman-pengalaman ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis tetapi juga memperluas wawasan mereka tentang dunia di sekitar mereka.
Berikan pula pengalaman baru dari setiap kegiatan agar anak tidak mudah bosan dan lebih mudah membangun kecakapan baru.
Misalnya, jika mengunjungi pasar, ajarkan anak tentang transaksi dan nilai uang, jika pergi ke taman baca, dorong mereka untuk memilih buku yang menarik dan diskusikan isinya.
Selanjutnya, bantu anak membuat jadwal dan daftar persiapan yang perlu dilakukan.
Hal ini bisa membantu anak membangun flow selama liburan agar tetap terkelola dan tidak terbuang sia-sia.
BACA JUGA : Bulog Berencana Akuisisi Perusahaan Beras di Kamboja, ini Komentar Ombudsman RI
Dengan jadwal yang teratur, anak bisa mengatur waktu untuk bermain, belajar, dan beristirahat dengan seimbang.
Dengan pendekatan ini, anak akan tetap produktif, menikmati liburannya, dan siap menyambut semester baru dengan penuh semangat dan pengetahuan baru.
"Selain itu, tugas orang tua membantu anak untuk membangun flow selama liburan agar tetap terkelola, tidak menjadi seenaknya sendiri," tuturnya.
Di sisi lain, memberikan Pekerjaan Rumah (PR) agar anak tetap belajar selama liburan hanya akan menjadi beban bagi anak.
Menurutnya, lebih baik menggunakan waktu liburan sebagai kesempatan untuk melakukan pengalaman yang belum atau sulit dilakukan selama bersekolah.