Harga Beras Bulog di Kalimantan Naik, Bapanas Ungkap Penyebabnya

Senin 06-05-2024,10:37 WIB
Reporter : Hariyadi
Editor : Hariyadi

 

Beras dan Dilema Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya mengaku dalam posisi dilematis terhadap kenaikan harga beras di Tanah Air.

Jokowi mengaku dimarahi ibu-ibu dan petani karena harga beras.

Peryataan ini disampaikan Jokowi saat menyerahkan cadangan bantuan pangan pemerintah di Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, pada Jumat, 15 Maret 2024 lalu.

BACA JUGA: Akmal Malik: Lapangan Kerja Hanya Menyerap 20 Persen Angkatan Kerja Kaltim

"(Harga) Beras turun, saya itu dimarahi petani, tapi kalau beras naik, dimarahin ibu-ibu," kata Jokowi disambut tawa audiens yang hadir dalam acara itu. 

"Sulitnya pemerintah di situ, mencari keseimbangan sulit," lanjutnya.

Jokowi mengatakan, tak mudah mengelola cadangan beras untuk 270 juta rakyat Indonesia. Apalagi kondisi iklim saat ini yang menyebabkan produksi beras nasional menurun.

 

Dorong Keanekaragaman Pangan 

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong penganekaragaman konsumsi pangan dalam negeri secara masif, agar tidak bergantung pada beras.

BACA JUGA: Hak Atas Tanah Ancam Masyarakat Adat Sekitar IKN, Akademisi Desak Solusi Multi-Perspektif

"Sumber pangan di Indonesia sangat beragam. Sumber karbohidrat bukan hanya beras. Misalnya talas, sagu, jagung, singkong dan lainnya. Ini perlu diangkat agar bisa menopang ketahanan pangan nasional," kata Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, Jumat (3/5/2024).

Menurutnya, kampanye Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) sedang digencarkan oleh Bapanas untuk mengedukasi masyarakat agar memiliki kesadaran untuk mengonsumsi bahan makanan secara berimbang.

Harapannya, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung pada satu komoditas pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Kategori :