NOMORSATUKALTIM – Pemprov Kaltim melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu tengah melakukan penyusunan laporan mendukung hilirisasi karet. Yakni, pengolahan karet menjadi produk bernilai tambah untuk perluasan pasar ekspor.
Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto mengatakan dengan infrastruktur yang baik, logistik dan distribusi produk karet akan menjadi lebih efisien. “Menciptakan peluang pertumbuhan signifikan. Ini juga akan menarik minat investor untuk berinvestasi di sektor tersebut,” ujar Puguh, kemarin. Untuk menunjang hal itu, menurutnya, ada langkah penting yang ditekankan. Yakni percepatan pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan, pelabuhan, dan listrik. Infrastruktur yang memadai akan menjadi landasan bagi pertumbuhan industri karet yang berkelanjutan. Puguh mengatakan adanya tantangan dalam pengembangan industri hilirisasi karet di Kaltim. Seperti, masalah perizinan, kebijakan, dan pemeliharaan keselarasan dengan aspek lingkungan dan sosial merupakan hal-hal yang dihadapi. “Karena itu, kami harus bersinergi dengan semua pihak yang terkait untuk mengatasi permasalahan ini dan menghindari kendala yang dapat menghambat pertumbuhan sektor hilirisasi karet,” paparnya. Ia menyebut investasi dalam hilirisasi karet memiliki potensi besar. Namun, untuk mencapai kesuksesan, diperlukan kerjasama yang erat antara berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah pusat dan daerah, asosiasi industri karet, akademisi, peneliti, dan pelaku usaha. “Kami berharap dengan kerjasama ini, kita bisa meningkatkan daya saing produk hilirisasi karet dari Kaltim di pasar global. Ini akan memberi dampak positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. Menurut Puguh, pemerintah provinsi akan membangun industri karet olahan di kawasan industri Kariangau, Balikpapan. Industri ini akan memproduksi karet olahan dengan kapasitas 50 ton per hari atau setara 15.000 ton per tahun selama 300 hari kerja. Ia menjelaskan, waktu pembangunan industri ini dari basic design sampai run test komersial dibutuhkan dua tahun. Rencananya, sumber bahan baku terdekat akan didatangkan dari Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara dengan luas lahan 2.000 hektare. "Selain itu, sumber bahan baku lain yang sudah siap ada di Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Paser dan Kutai Timur," ujar Puguh. Menurutnya total produksi karet di Kaltim mencapai 60.077 ton per tahun dan dianggap bisa memenuhi kebutuhan bahan baku sebesar 15.000 ton per tahun untuk kawasan industri crumb rubber di Kariangau. Adapun total nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun industri tersebut sebesar Rp329 miliar. Untuk nilai pengeluaran yang dikeluarkan untuk membeli atau memperbarui aset tetap atau capital expenditure (capex) sebesar Rp341 miliar dan pengeluaran yang berkaitan dengan biaya operasional atau operational expenditure (opex) sebesar Rp146 miliar. (*)Perluas Pasar, Kaltim Dorong Hilirisasi Karet
Jumat 20-10-2023,06:56 WIB
Editor : Rudi Agung
Kategori :