BMKG: Puncak El Nino Juli-September 2023

Jumat 09-06-2023,18:22 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperingatkan fenomena el nino di Indonesia mencapai puncaknya sekitar Juli, Agustus, dan September tahun 2023. Kepala Badan BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan dampak El Nino termasuk kekeringan, penurunan curah hujan, peningkatan titik api, serta kerawanan kebakaran hutan dan lahan. "Langkah strategis perlu dilakukan pemerintah mengantisipasi dampak lanjutan. Utamanya sektor-sektor yang sangat terdampak seperti sektor pertanian, terutama tanaman pangan semusim yang sangat mengandalkan air," ujar Dwikorita melalui rilisnya, Jumat (9/6/2023). El Nino termasuk fenomena alam yang terjadi saat suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur meningkat signifikan melebihi kondisi normal. Fenomena ini memengaruhi iklim dan memiliki dampak luas terhadap pola cuaca di pelbagai wilayah di seluruh dunia. Akibatnya, potensi pertumbuhan awan bergeser dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik tengah, sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia. Dwikorita menjelaskan, ada langkah strategis yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak El Nino. Semisal mengoptimalkan penggunaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air seperti waduk, bendungan, embung, dan lainnya. “Tujuannya menyimpan air pada sisa musim hujan, yang bisa dimanfaatkan untuk musim kemarau,” paparnya. Selain itu, BMKG akan lebih giat melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan untuk mengantisipasi potensi karhutla, khususnya di wilayah yang rawan terjadi kebakaran. "Situasi saat ini perlu diantisipasi agar tidak berdampak pada gagal panen yang dapat berujung pada krisis pangan," imbuhnya. Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perubahan Iklim BMKG Fachri Rajab mengatakan hasil pemantauan BMKG terhadap 699 Zona Musim (ZOM) hingga akhir Mei 2023 menunjukkan sebanyak 28 persen (194 ZOM) di wilayah Indonesia sudah masuk periode musim kemarau. Adapun, sekitar 56 persen wilayah lain (392 ZOM) mengalami musim hujan. Sedangkan wilayah yang telah mengalami kemarau meliputi wilayah Aceh timur, Sumatra Utara bagian timur, Riau bagian timur, Bengkulu bagian barat, Lampung bagian selatan, Banten bagian utara. "Puncak musim kemarau diprakirakan akan terjadi Juli, Agustus, dan September 2023, yaitu sebanyak 582 ZOM sekitar 83 persen," ujar Fachri. Ia juga mengatakan curah hujan bulanan periode Juni-Oktober 2023 diprediksi akan berada di bawah kondisi normal, beberapa wilayah akan mengalami hujan sangat rendah. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait