Harga Telur Tinggi Bapanas Singgung Harga Rokok

Rabu 31-05-2023,17:10 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com - Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi bicara soal tingginya harga telur saat ini. Ia justru menyindir masyarakat yang komplain dengan harga telur, tapi bisa beli rokok. "Saat wartawan nanya harga telur naik, harga telur tinggi. Saya jawabnya kebalik. Memang kita lagi setting supaya naik. Harganya Rp 32 ribu. Loh, kalau beli rokok sebungkus Rp 36 ribu nggak komplain," ujarnya dalam AP Dialog dengan tema Penguatan Kemitraan dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan dari Hulu ke Hilir di Indonesia, Selasa (30/5/2023). "Kok beli rokok Rp 36 ribu nggak komplain, beli telur ayam sekilo 16 biji, Rp 32 ribu komplain," lanjutnya. Ia berujar, saat ini pihaknya tengah menyalurkan bantuan pangan ke 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting. Bantuan yang disalurkan adalah telur dan daging ayam. Hal itu, lanjutnya, akan membantu para peternak. Apalagi telur yang disalurkan punya kualitas bagus. "Daerah mana yang keluarga risiko stunting, kita coba di 7 provinsi, 1,4 juta penerima manfaat, kita kirim telur, telur itu berkualitas," ujarnya. Ia mengatakan, agar harga-harga di konsumen, pedagang dan penggiling harus wajar. "Sehingga Bapanas meregulasi harga di tingkat produsen, harga di tengah pedagang, penggiling, dan di konsumen harus wajar. Itu perintah presiden. Wajarnya berapa? Kita hitung production cost, variable cost-nya apa saja?" ujarnya. Selama ini Badan Pangan Nasional mencatat, ada empat komoditas yang kenaikan harganya lebih besar 10% di atas harga eceran tertinggi atau harga acuan pembelian. Empat komoditas pangan itu, jagung di tingkat peternak per 27 Mei 2023, harganya 24,78% lebih besar dari harga acuan pemerintah. Lalu garam konsumsi juga mengalami kenaikan 19,34% lebih tinggi dari harga acuan pemerintah. Ketiga, beras medium di zona 3 naik 15,61% lebih besar dari harga eceran tertinggi. Keempat telur ayam ras yang naik 14,39% lebih besar dibanding harga acuan pemerintah. Hal itu disampaikan Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto. “Kita mengevaluasi harga, kemarin rata-rata minggu lalu, rata-rata bulan lalu dan rata-rata tahun lalu, dan kita bandingkan ternyata benar ada empat komoditas yang kenaikan harganya lebih besar dari 10% di atas HET atau HAP,” uajrnya. Lonjakan harga telur ayam, itu diakui Alia pedagang eceran di Jalan Pattimura Balikpapan Utara. Mau tak mau, ia terpaksa menaikan harganya. “Sudah seminggu lebih harganya naik,” ujarnya, Senin (29/5/2023). Ia menjual telur dengan dua jenis, ukuran kecil dan besar. Yang kecil, biasanya dijual Rp 58 ribu, kini dijual Rp 62 ribu. Yang besar dari Rp 62 ribu menjadi Rp 68 ribu per piring. Jika dikonversi ke harga satuan, harga telur per butirnya Rp 2.200 – Rp 2.300. Ia mengaku telur yang dijualnya berasal dari Sulawesi. Di sejumlah pasar tradisional, dari pantauan, juga mengalami kenaikan. Bahkan ada yang sampai di harga Rp 2.400 per butir. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait