H Bambang (ist)
==========Balikpapan, DiswayKaltim.com - Gedung parkir dan gedung kesenian Balikpapan yang tak memenuhi target pendapatan hingga penghujung tahun ini, menjadi sorotan masyarakat kota Balikpapan.
Apalagi kedua gedung ini menelan biaya perawatan besar. Melebihi pendapatan.
Pengamat Kota Balikpapan H Bambang mengatakan, seyogianya Pemerintah Kota Balikpapan harus lebih serius mengelola aset-aset kota itu. Terlebih lagi, aset itu dibangun untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) bukan menghabiskan PAD.
“Ya, tanpa mengurangi fungsinya sebagai sarana dan prasarana kota. Seyogianya harus bisa menghasilkan. Minimal Break Event Point (BEP) antara pendapatan dan pengeluaran,” kata Bams, sapaan akrabnya.
Misalnya gedung kesenian, memang diperuntukkan untuk mengakomodasi para musisi dan seniman Balikpapan. Agar bisa berkreasi. Berkembang. Tapi, minimalnya dengan banyaknya kegiatan mereka di gedung itu, bisa menghasilkan pendapatan yang bisa memenuhi biaya perawatan dan operasional.
“Tugas pemerintah bagaimana bisa meramaikan gedung tersebut,” ujar Bams.
Pun begitu dengan gedung parkir yang megah itu. Terus gedung tenis stadium dan gedung-gedung lainnya, seperti gedung pertemuan atau gedung serba guna di setiap kecamatan dan kelurahan. Minimalnya, kata Bambang, bisa memenuhi biaya operasionalnya sendiri.
“Syukur-syukur bisa lebih. Ada pemasukan PAD,” terangnya.
Memang butuh inovasi dan kreativitas dari pemerintah kota dan jajarannya. Agar gedung berhasil dan bermanfaat tanpa membebani APBD.
“Kongkretnya gedung parkir bisa dijadikan sarana hiburan dan olahraga serta sentra kuliner atau usaha kecil, tanpa menghilangkan fungsi gedung itu”.
Begitu juga dengan gedung kesenian. Bisa digunakan sebagai tempat pengembangan dan pertunjukan seni budaya daerah secara berkelanjutan, sebagai bagian dan salah satu destinasi wisata.
“Tentu efek domino dari pemanfaatkan gedung-gedung ini baik untuk perkembangan pembangunan kota,” ujarnya.
Untuk diketahui, gedung parkir yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, sepanjang tahun ditarget bisa menghasilkan Rp 717.500.000. Namun hingga November ini realisasinya baru mencapai Rp 615.624.000. Sementara biaya perawatannya capai Rp 1 miliar per tahun.
Sementara gedung kesenian targetnya Rp 847.800.000 dan realisasi hingga September 2019 Rp 648.330.000. Biaya perawatannya Rp 1,2 miliar per tahun.
“Kalau soal target memang kita belum tercapai, tapi kita optimistis bisa tercapai seperti tahun lalu,” ujar Kepala UPTD Gedung Parkir Klandasan, Hidayatullah, Kamis (14/11/2019). (dah)