Gus Yahya: Proporsional Tertutup Kurangi Hak Caleg

Kamis 05-01-2023,07:00 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Gus Yahya menilai sistem proporsional tertutup dapat mengurangi hak pemilih saat pemilihan calon legislatif 2024. Gus Yahya berpendapat, jika pemilihan calon legislatif dilakukan dengan sistem proporsional tertutup, maka pemilih tidak akan bisa memilih calon secara perorangan di antara para calon yang ada. Meski begitu, ia tetap mengembalikan keputusan itu kepada kesepakatan bersama. Apakah harus menggunakan sistem proposional tertutup atau terbuka. "Secara umum silahkan disepakati di antara para pemain yang terlibat dan terapkan berdasarkan kesepakatan," ujar Gus Yahya, Rabu (4/1/2023). Namun, ia menegaskan pendapat tersebut sebagai pendapat pribadi dari dirinya sendiri. "Saya punya pendapat pribadi soal itu, kalau ditanya pendapat institusi itu belum ada," ujarnya. Di sisi lain, Muhammadiyah menyarankan sistem pemilihan calon legislatif diganti. Tidak lagi menggunakan sistem proporsional terbuka. Muhammdiyah mengusulkan dua opsi sistem. Pertama, sistem proposional tertutup. Di sistem pertama ini, nantinya para pemilih hanya bisa memilih calon melalui gambar partainya saja tanpa mengetahui wajah calonnya. "Jadi hanya memilih gambar partai politik. Nomor urut calegnya sudah ditetapkan partai politik," ujar Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti. Usulan kedua, sistem porporsional terbuka terbatas. Dalam sistem ini, pemilih dapat memilih partai politik maupun calon legislatif sesuai yang diinginkan. Adapun penentuan calon legislatif yang mendapatkan kursi DPR, ditentukan Bilangan Pembagian Pemilih. BPP adalah hasil pembagian jumlah suara sah di dapil dengan jumlah alokasi kursi. Calon yang berhasil memperoleh suara di atas angka BPP, berhak mendapat satu kursi parlemen. Apabila tidak ada caleg yang melampaui angka BPP, sedangkan suara partainya melampaui BPP, maka caleg yang lolos ditentukan nomor urutnya. "Dengan sistem proporsional terbuka terbatas ini, suara pemilih masih terakomodir dan masih ada peluang bagi calon legislatif untuk memiliki kesempatan terpilih meski tidak di nomor urut yang teratas," ujar Abdul Mu'ti kepada media. Menurutnya, jika dalam pemilihan calon legislatif diterapkan sistem proporsional tertutup, maka dapat mengurangi money politic dan populisme politik. Ia menilai money politic dan kurangnya populisme politik dapat menimbulkan masalah saat pemilihan calon legislatif nanti. Seperti kekuatan kapital dan menentukan calon tidak berdasarkan kualitas. "Money politik dapat memunculkan siapa yang punya kekuatan kapital paling kuat,” tegasnya. Selain itu, bisa mengurangi populisme politik yang kadang-kadang pemilih menentukkan pilihan bukan berdasarkan kualitas, tapi berdasarkan popularitas. (*) Sumber: Disway.id

Tags :
Kategori :

Terkait