Mahakam Bangar, DKP Kaltim Terjunkan Tim Khusus

Rabu 04-01-2023,17:40 WIB
Reporter : Rudi Agung
Editor : Rudi Agung

Nomorsatukaltim.com - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim, Irhan Mukmaidhy mengamini terjadinya bangar di Sungai Mahakam, sejak dua hari terakhir. Untuk itu pihaknya berencana akan menurunkan tim khusus guna melakukan analisis dampak kerugian lapangan. "Besok saya turunkan tim kami dari Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan untuk pengambilan sampel kualitas air. Ini sebagai langkah antisipasi dini terhadap pembudidaya ikan yang ada di sungai Mahakam," ujar Irhan, dari balik gawainya, Rabu (4/1/2023) sore. Menurut Irhan, tim tersebut juga akan turun bersama para dosen dan peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman. "Setelah itu pihak dinas kota dan provinsi menunggu hasilnya untuk dilakukan evaluasi," tuturnya. Disinggung soal kompensasi kerugian bagi nelayan, Irhan menjelaskan pihaknya tidak bisa begitu saja menyalurkan bantuan ganti kerugian. "Tapi bisa diusahakan melalui proposal kelompok nelayan, yang diajukan ke kami," ujarnya. Selain itu, kompensasi bisa diajukan juga melalui reses DPRD Provinsi Kaltim. Irhan menjelaskan fenomena air bangar terjadi saat pergantian musim antara musim kemarau ke musim penghujan, dan sebaliknya. Pergantian musim itu menyebabkan perubahan beberapa parameter kualitas air yang sangat singnifikan. Ia mengilustrasikan, misalnya rendahnya oksigen terlarut dalam air, rendahnya pH, tingginya H2S, tingginya kadar zat amoniak dan sejumlah parameter kualitas air lain pada perairan Sungai Mahakam. “Akibatnya, kondisi itu tidak bisa ditolelir ikan,” urainya. Fenomena air bangar sebagai bencana ekologis, sambungnya, mengakibatkan berbagai jenis ikan di Perairan Sungai Mahakam menjadi stres atau bahkan mati. Sebab kandungan airnya berisi racun amonia, nitrit, konsentrasi sulfida serta parameter lain yang tinggi hingga membuat tak dapat ditoleransi ikan. Menurut Irhan, fenomena air bangar ditandai berubahnya warna air sungai menjadi coklat kemerahan. Selain itu air sungai juga menimbulkan bau menyengat. Hal itu disusul kondisi matinya pelbagai jenis ikan. “Kalau terjadi bangar, seringkali ikan-ikan tidak kuat, dan akhirnya ada yang mati mendadak,” tuturnya. Reporter: Taufik

Tags :
Kategori :

Terkait