Nomorsatukaltim.com – Data Pusat Promosi Impor Negara Berkembang aka centre for the promotion of imports from developing countries membeber, peluang pasar khususnya kopi, berkembang pesat. Saat ini semakin banyak konsumen Eropa yang bersedia membayar harga tinggi untuk kopi berkualitas tinggi. Menurut laporan konsultan pemasaran besar di India, HTF Market Intelligence, sebagaimana dilansir Trubus, saat konsumen menjadi lebih sadar tentang gaya hidup dan ingin mengadopsi kebiasaan yang lebih sehat, mereka akan beralih ke produk organik. Efek dominonya, pasar kopi organik global diprediksi tumbuh dari US$8,67 miliar pada 2021 menjadi US$10,28 miliar pada 2022. Bahkan di tahun 2026 diperkirakan pasar kopi organik meningkat menjadi US$14,71 miliar. Selama ini konsumen kopi bersertifikat organik terbesar di Eropa adalah Jerman. Di negara itu, konsumen juga makin menuntut produk yang dikelola secara berkelanjutan. “Isu keberlanjutan memicu kenaikan volume produk organik,” ujar Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar untuk Jerman di Berlin, Yul Edison, dikutip dari Trubus, Selasa (20/12/2022). Dengan tujuan berkontribusi positif terhadap lingkungan, konsumen Jerman kini selektif memilih kopi organik. Indonesia berpeluang besar mengisi pasar kopi itu. Menurut Atase Perdagangan dari KBRI Berlin, Bayu Wicaksono, kopi Indonesia sebenarnya memiliki segmen pasar sendiri. Dari nilai impor kopi di Jerman sebesar US$2,7 miliar, Indonesia baru mengisi 1,75%. Riset World Coffee Portal 2020 mengindikasikan lebih dari 50% konsumen Jerman bersedia membayar lebih demi keberlanjutan sumber-sumber kopi di dunia. Mereka kini sangat peduli terhadap kopi dengan syarat higienis, tingkat residu rendah, memiliki keamanan pangan, dan peduli keberlanjutan. Persyaratan itu melengkapi kebiasaan warga Jerman yang lebih suka menikmati kopi di rumah. Warga Jerman yang gemar ngopi di rumah mencapai 72%, sisanya baru memilih lokasi perkantoran dan kafe kopi untuk menyeruput secangkir kenikmatan. Saat ini konsumsi kopi di Jerman mencapai 6,5 kg per kapita per tahun. Angka konsumsi itu lebih tinggi dibanding konsumsi kopi di Indonesia. Berdasarkan Organisasi Kopi Dunia (International Coffee Organization/ICO) tingkat konsumsi Indonesia baru 1,15 kg per kapita per tahun. Setelah Jerman, importir kopi organik di Eropa lainnya adalah Denmark, Prancis, Swiss, Swedia, dan Italia. Data dari CBI menginformasikan, konsumen dengan kategori usia 16–34 tahun bersedia mengeluarkan lebih banyak uang untuk produk organik. Komisi Eropa bersepakat menurunkan batas kandungan residu dari yang mulanya 0,1 mg/kg produk menjadi 0,05 mg/kg. Tujuannya, mengedepankan pangan Eropa harus aman, bergizi, dan berkualitas tinggi. (rap)
Kopi Organik Indonesia Dilirik Eropa
Selasa 20-12-2022,23:03 WIB
Editor : Rudi Agung
Kategori :