Garin Yudha Primaditya; Pengusaha Milenial Penggagas Samarinda Muda

Sabtu 26-03-2022,19:32 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Garin Yudha Primaditya menggagas komunitas Samarinda Muda. Bentuk keprihatinannya terhadap anak muda yang kecanduan game online. Kata Garin Yudha Primaditya, game online memang menjanjikan keuntungan bagi para kawula muda. Bahkan jadi penghasilan utama. Sayangnya bidang ini justru gagal membuka lapangan pekerjaan baru. “Partisipasi anak muda di zaman 5.0 sekarang ini, semakin hari semakin mengkhawatirkan. Sebab, kebanyakan anak muda yang saya temui adalah anak muda yang masih pada zona nyaman mereka. Mereka lebih asik bergelut dengan game online mereka,” kata Garin Yudha Primaditya kepada nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN). Garin menyebut hasil penelitian WHO di Indonesia pada 2012 lalu. Survei dilakukan di empat kota besar di Indonesia dengan responden 3.264 siswa. Sebanyak 45,3 persen mengaku kecanduan game dan tidak berniat untuk berhenti. Kondisi itu membuat dirinya prihatin. Menurutnya waktu untuk bermain game online harus digunakan lebih bijak. Para kawula muda harus memikirkan strategi agar bisa mendapatkan uang tidak harus dengan mengejar nilai lewat game online. "Misalnya berkumpul dengan teman-teman, lalu membuat bussiness plan dalam lingkup kecil maupun besar. Jujur saya tidak nyaman melihat fenomena ini. Kita sebagai generasi muda harus mempersiapkan diri mulai sekarang," imbuhnya. Karena itulah pemuda kelahiran Samarinda ini menginisiasi terbentuknya Samarinda Muda. Sebuah organisasi nirlaba yang merekrut anak-anak muda. Tak cuma merekrut. Garin bahkan berani memberikan modal usaha bagi anak-anak muda yang tergabung di dalamnya. Nilainya sebesar Rp 5 sampai 10 juta untuk satu sampai tiga kelompok. Tentu itu melalui proses seleksi. Di organisasi itu Garin cs akan membentuk kelompok diskusi membahas sejumlah peluang usaha. Kegiatan sederhana ini baginya jauh lebih produktif. Ketimbang menghabiskan waktu bermain game online sepanjang waktu. Ia ingin menekankan kalau berwirausaha itu tidak melulu tentang pendanaan saja. Karena sebenarnya, modal utama adalah pikiran dan kebiasaan perilaku sekitar dengan masyarakat. “Dulu awal saya merintis usaha juga pake Hp (handphone). Lalu membuat beberapa sosial media dan perlahan-lahan mempromosikan dengan teman-teman sekitar. Sehingga mempunyai modal untuk biaya marketing. Sampai pada suatu ketika saya bisa mengendorse banyak orang,” ungkap pria kelahiran 1996 itu. Pemuda yang juga memiliki usaha travel ini mengaku ingin memberikan contoh pengalaman yang ia rasakan. "Saya juga saya ingin anak muda dapat berperan aktif mendukung kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Agar dapat terus berkembang dan maju,” tegasnya. (boy/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait