Banjir di Kutim Belum Surut, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat

Selasa 22-03-2022,19:40 WIB
Reporter : Hafidz Prasetyo
Editor : Hafidz Prasetyo

Kutim, nomorsatukaltim.com – Banjir yang terjadi di Kutai Timur (Kutim) tidak disangka oleh pemerintah daerah. Sehingga banjir yang melanda pusat pemerintahan itu baru ditetapkan sebagai tanggap darurat. Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengakui, banjir yang terjadi sejak Sabtu (19/3/2022) lalu benar-benar tidak terduga. Pemerintah pun mengakui tidak punya persiapan matang ketika air begitu cepat merendam rumah-rumah warga. Tapi kini Pemkab Kutim telah menetapkan kondisi darurat selama 14 hari. “Kami tidak pernah duga bakal terjadi banjir besar seperti ini. Karena itu penanganannya tidak ada status siaga 1, siaga 2 dan lainnya,” ujar Ardiansyah kepada nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN). Selain itu, penanganan cepat yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim juga tidak terkoordinasi dengan baik. Terbukti masih banyak warga yang belum dapat dievakuasi. Bahkan warga memilih untuk mengungsi ke tempat kerabat dan posko yang dibuat warga secara mandiri. “Sehingga posko yang dibuat BPBD tidak banyak dimanfaatkan warga terdampak,” ungkapnya. Saat ini yang terpenting dalam penanganan banjir adalah memberi pasokan makanan kepada warga yang terdampak. Mengingat stok sembako yang ada terbatas, pemkab juga membutuhkan bantuan dari daerah lain. “Koordinasi dengan Pemprov Kaltim sudah berjalan dan akan bantuan akan datang,” tuturnya. Peralatan memasak di dapur umum pun harus diperbanyak. Sebab peralatan yang tersedia saat ini hanya sanggup untuk 300 porsi per hari. Upaya menambah peralatan masak ini juga terus dikejar. Pihak TNI/Polri juga siap mencari peralatan dapur umum ini. “Tenaga sukarelawan, untuk mengantar makanan pada warga yang membutuhkan juga akan ditambah,” sebutnya. Kondisi darurat ini juga telah dilaporkan kepada provinsi. BPBD Kaltim pun ikut datang ke Kutim, untuk membantu penanganan bencana kali ini. Ia menyebut penyebab banjir besar adalah tingginya intensitas hujan di daerah hulu Sungai Sangatta. Selain itu pasang air laut juga membuat aliran air terhambat dan membuat sungai meluap. “Jadi bertemu air laut dengan air yang turun dari sungai, sehingga meluap ke permukaan. Begitu naik ya meluap lagi. Tapi ini alhamdulillah malam dan siang ini sudah berkurang,” tandasnya. (bct/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait