Klinik Juanson Jadi Sorotan karena Hasil Antigen yang Berbeda, Ini Klarifikasi Manajemen  

Kamis 10-03-2022,16:49 WIB
Reporter : diskal16
Editor : diskal16

BALIKPAPAN - Klinik Juanson kembali menjadi sorotan. Lantaran salah satu media sosial mengunggah perbedaan hasil tes antigen, dari seorang warga yang tak ingin disebutkan namanya. Menanggapi hal ini, Penanggung Jawab Lab Molekular Klinik Juanson Balikpapan dr Umi Salamah, MKk, Sp. MK menerangkan, perbedaan hasil cek kesehatan di setiap klinik atau fasilitas kesehatan (Faskes) adalah hal yang mungkin saja bisa terjadi. Hal itu terkait dengan banyak faktor. Mulai dari perbedaan alat medis yang digunakan, waktu tes dan bahan baku alat yang digunakan berpengaruh terhadap hasil tes. "Kami sudah memastikan, mulai dari alat, distribusi bahan baku seperti reagen dan tenaga kesehatan kami semua sudah terverifikasi," ujar Umi, didampingi Penanggung Jawab Klinik Juanson Balikpapan drg Tzeto Mei Ling, ditemui, Kamis 10 Maret 2022. Menurutnya Klinik Juanson merupakan suatu faskes yang sudah diakui Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan dan Pemkot Balikpapan. Memiliki izin usaha valid dan dikelola secara profesional. Sehingga tidak mungkin bagi pihak Klinik Juanson untuk memberikan keterangan hasil tes kesehatan yang tidak sesuai dengan fakta yang ada. "Memang sulit bagi pasien atau konsumen untuk menerima hasil yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasinya. Tapi secara prosedur kami sudah melakukan pelayanan terbaik untuk masyarakat," urainya kepada Disway Kaltim - nomorsatukaltim.com. Namun demikian, terkait dengan video yang viral baru-baru ini, juga menjadi atensi bagi Klinik Juanson untuk terus berbenah dan melakukan evaluasi terkait pelayanan dan komunikasi dengan konsumennya. Ia menyebut klinik memahami bila konsumen yang datang juga memerlukan hasil negatif, baik tes antigen maupun tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk menunjang aktivitasnya di masa pandemi. "Dalam dunia medis kita kenal false negatif dan false positif. Ini juga yang memengaruhi perbedaan tes kesehatan di tiap klinik atau faskes," terangnya. Namun di sisi lain, sebagai lembaga kesehatan yang profesional dan memiliki tanggung jawab untuk ikut serta membantu pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19, maka kliniknya juga mesti bekerja secara jujur dan profesional. "Terkait pasien yang lalu, kami sudah memberikan edukasi. Tapi apakah diterima atau tidak, kami tidak bisa (intervensi). Itu hak mereka untuk mengajukan komplain," terangnya. Umi Salamah juga menyebut, selama ini Klinik Juanson selalu mendapat perhatian dan pembinaan dari dinas terkait. Bahkan Klinik Juanson sempat menghentikan operasional atau pelayanan sementara selama tiga hari. Untuk melakukan evaluasi dan mengatasi semua kemungkinan problem yang mungkin terjadi selama beroperasi. "Ini juga harus diluruskan bahwa kami beroperasi selama 24 jam. Jadi tidak mungkin melakukan evaluasi kalau tidak ditutup sementara. Yang pasti dukungan dari Diskes sangat membantu kami untuk terus berkontribusi di Balikpapan," ungkapnya. Ia berharap agar masyarakat saat ini lebih bijak dalam menyikapi perbedaan hasil tes kesehatan di setiap klinik atau faskes yang berbeda satu sama lain. Sementara itu drg Tzeto Mei Ling menyebut menyayangkan langkah salah satu media sosial yang memviralkan laporan masyarakat terkait perbedaan hasil tes antigen, tanpa melakukan konfirmasi kepada kliniknya. Hal itu, kata dia, berdampak pada unit bisnis dan nama baik klinik yang telah dijalankannya selama ini. "Kami sangat mengapresiasi pasien yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami. Adapun hasil tes yang tidak sesuai ekspektasi, sebaiknya dibicarakan dengan baik," katanya. Menurutnya, varian COVID-19 yang merebak saat ini sedikit banyak juga berpengaruh terhadap hasil tes yang dilakukan. Di mana varian Omicron bisa menyebar dengan sangat cepat, namun pada beberapa individu bisa saja hanya disertai dengan gejala atau klinis ringan seperti flu pada umumnya. Berbeda dengan varian sebelumnya yakni Delta yang merebak saat pandemi gelombang dua dulu. Nah, kondisi kesehatan setiap individu, kata dia, sangat dipengaruhi dengan sistem imun atau kekebalan tiap individu. Makanya, kata dia, penting bagi masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19 baik tahap satu, dua dan booster. "Kami selalu berkoordinasi dengan pemerintah. Kami harap masyarakat dapat mengantisipasi penyebaran virus corona dengan lebih bijak. Kalau ada gejala atau khawatir, maka sebaiknya melakukan imbauan pemerintah untuk melakukan isolasi mandiri," imbuhnya. (ryn/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait