Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pemprov Kaltim berkomitmen membangun energi baru terbarukan (EBT). Komitmen itu tertuang melalui rencana umum energi daerah (RUED). Adanya RUED ini sekaligus membantah tudingan bahwa pemprov disebut tidak memiliki rencana penggunaan EBT untuk jangka panjang. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Christianus Benny menyebut demikian. Dalam RUED ini mencakup semua jenis kebutuhan energi baru terbarukan atau EBT. Mulai dari listrik, energi gas sampai energi surya. Semua digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Salah satu yang ingin disasar dalam RUED adalah rasio elektrifikasi Kaltim. Di mana pemprov menargetkan 2025 mendatang rasio sudah 100 persen. Saat ini rasio masih berkisar sekitar 80 persen. Rasio elektrifikasi itu mencakup seluru desa yang bersentuhan dengan kawasan perbatasan. Targetnya adalah mampu memenuhi kebutuhan 600 watt setiap hari. Dalam memenuhi kebutuhan itu, yang berbasis pada EBT, pemprov mengembangkan sumber energi dari alam. Seperti tenaga surya, limbah kelapa sawit (POME) dan PLTA. “Dari sisi stok energi primer, Kaltim punya sumber daya untuk transisi ke EBT,” sebut Benny kepada nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN).
Potensi pembangkit listrik dari limbah sawit (POME)
Kabupaten/kota | POME yang dihasilkan (M3) | Listirk yang dihasilkan (MW/tahun) | Kapasitas pembangkitan |
Kutim | 5.015.811,02 | 390.255,18 | 44,55 |
Kukar | 2.224.551,62 | 173.081,24 | 19,76 |
Berau | 1.570.653,16 | 122.204,67 | 13,95 |
Kubar | 905.497,38 | 70.452,22 | 8,04 |
PPU | 411.122,77 | 31.987,41 | 3,65 |
Paser | 1.486.020,21 | 115.619,80 | 13,20 |
Mahulu | 33.749,80 | 2.625,90 | 0,30 |
Jumlah | 11.647.405,96 | 906.226,42 | 103,45 |